ABI 2

1.7K 106 27
                                    

Karna part kemarin cukup rame,jadinya aku update deh😂
Silent readers, diem2 bae? Kasih votement napa:")
Jgn lupa votement
Happy Reading ❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Seorang pria tengah terduduk lemas di pinggir ranjang. Tangannya mencengkram bingkai foto. Potret dirinya dan seseorang yang di ambil ketika pergi kepantai beberapa bulan lalu. Air mata tak henti hentinya membasahi pipi, ia tak menghalaunya. Karna ia tahu, sekuat apapun ia menghalau air matanya, tetap saja akan jatuh kembali.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi matanya seperti tidak merasakan kantuk. Ia masih menangisi seseorang yang meninggalkannya tanpa jejak. Abi. ya orang itu, Abimanyu Ardian. Ia kehilangan sang istri, Asyifa Yudistya beberapa jam lalu.

Sudah berulang kali ia menghubungi nomor sang istri, namun nihil. Menghubungi sahabat Syifa pun juga tak ada hasil. Sampai akhirnya ia memberanikan diri menghubungi sang mertua. Namun, sang mertua malam bertanya terlebih dahulu tentang kabar Syifa. Itu artinya, sang istri tidak ada dirumah Bram.

“Syifa. Kamu dimana? Kenapa kamu ambil keputusan sepihak gini? Kamu ngga tanya gimana perasaan aku. Tiba tiba kamu menghilang. Hiks. Aku.butuh.kamu. sa.yang. hiks” rintih Abi dengan terbata bata di akhir kalimat.

Ia merutuki kebodohannya, untuk yang kedua kalinya. Mengapa ia tidak belajar dari kejadian lalu? Mengapa ia mengalami hal seperti ini lagi? Kehilangan seseorang yang ia sayang, ia cinta. Baru saja ia merasakan cinta baru, kenyaman dengan sang istri. Namun..

Arrrrggghhhhh

Teriak Abi frustasi. Ia benar benar menyesal. Ia tak menghubungi sang Bunda, karna itu sangat beresiko.
Abi dengan nekat mengambil kunci mobil yang tergeletak di nakas samping ranjang. Bergegas mengendari kuda besi tersebut dengan kecepatan pelan. Sambil sesekali matanya menengok sepanjang jalan. Kenapa tadi ia tak melakukan pencarian seperti ini? Kenapa Abi malah berdiam diri meratapi nasib? Ah sudah lah. Namanya juga sedang kalut.

Dini hari pun Abi masih setia mengendari mobilnya, menyusuri kota Bandung yang mulai sepi. Kemudian ia menghubungi sahabatnya untuk membantu pencarian Syifa.

Abi mendial nomor Bian, namun nihil. Panggilannya tak terjawab. Berkali kali ia coba, namun nihil hasilnya.
Ia kemudian mendial nomor Danu. Panggilan ke lima baru terjawab.

‘Dan,, gue butuh bantuan lo’

‘apaan dah Bi, malem malem telfon. Ngantuk gue. suara lo kenapa serak gitu?’

‘bantu gue cari Syifa’

‘hah? Gimana maksudnya? Bini lo kemana?’

‘gue kerumah lo sekarang’

edan lo y…’

Klik.

Jarak rumah Abi dengan Danu, bisa terbilang cukup jauh. Menempuh waktu kurang lebih dua jam perjalanan. Dan Abi rela mengunjungi Danu jauh jauh untuk meminta bantuan.

.
.
.
.

Rumah Danu,  03.15 WIB

Abi bergegas turun dari mobil ketika Danu sudah menunggunya di teras. Danu menatap Abi terkejut.
Penampilan Abi…tidak seperti biasanya. Kaos pendek, celana boxer dan juga rambut yang acak acakan.

‘jangan bilang Abi kaya dulu lagi’

“Dan. Bantuin gue.”

“duduk dulu Bi. Nih minum” kata Danu menyodorkan sebotol mineral ke Abi.

AbimanyuWhere stories live. Discover now