Abi

1.6K 90 27
                                    

Happy Reading 💜
Siapin hati
.
.
.

08.15 WIB

Sudah 2 hari ini mereka menempati rumah yang di Bandung. Mulai kembali dengan aktifitas masing masing. Hubungan Abi dan Syifa juga semakin membaik dari hari ke hari. Walaupun masih sering terlibat cekcok karena hal sepele.

"Bi. Kerja ngga?" tanya Syifa yang duduk sambil mencomot Roti yang baru diolesi selai oleh Abi. Sudah menjadi kebiasaan Syifa mencomot makanan dari Abi, jadi Abi sudah paham sehingga ia harus menambah porsi rotinya.

"ya iyalah. Udah rapi begini, dikira mau kemana?"

"ok. Berarti gue nebeng" ucap Syifa santai. Sedangkan Abi memutar bola matanya jengah.

"kelas jam berapa?"

"jam 9. Tapi biasanya dosen gue ini ngaret"

"elo kali yang ngaret"

"seorang Syifa ngaret, heh. Ya iya lah, gila lo kalo ngga."
.
.
.
.

Kampus, 09.05 WIB

Sesuai dugaan, Syifa bakal telat pagi ini. Prediksinya tidak akan semacet ini, tapi kenyataannya kendaraan mengular Panjang. Jadilah ia terjebak macet yang lumayan lama . untungnya Abi, dia tau jalan tikus. Jadi, Syifa tidak terlalu terlambat.

"Rossss" pekik Syifa senang. Selama magang, ia jarang. Ralat tidak bertemu sama sekali dengan Ros. Karena sahabatnya ini sangat sibuk, ikut lembur dan banyak sekali melakukan liputan.

"ya allah Cipa" pekik Ros tak kalah heboh. Mereka berdua saling berpelukan bak sudah lama tak bertemu.

"di satu kantor. Tapi ngga ketemu. Ya baru kita"

"ya gimana, gue aja ikut di shift. Kalo pas shift pagi, lo yang sibuk liputan. Kalo lo dikantor, gue yang liputan"

"tapi untung deh. Udah selesai. Tinggal mikirin laporan."

"eitss. Gue udah selesai dong, tinggal konsul"

"ha? Kok bisa?" pekik Syifa tidak terima.

"dibantuin senior gue dong. Baikkan"

"wah kacau. Harusnya lo bilang ke gue. Biar gue ikutan ngerjain"

"tenang. Gue kirimin ntar, tinggal ganti ganti aja. Lagian elo magang dapet apa? Kalo gue dapet laporan magang, elo?"

"dapet tembakan dari senior"

"ha? Seriusan? Pacar baru dong."

"gue tolak. Orangnya baik, asyik lagi. Tapi apalah daya hati tak tertarik"

"alah sok lo" celetuk Ros sambil menoyor kepala Syifa.

"heh. Kita bukannya ada kelas, kok malah ngerumpi sih" ujar Syifa ketika baru mengingat kelas pertama pagi ini.

"oiya lupa. Ayo"
.
.
.
.
Abi menengok pembuatan coffee shopnya. Ya, dalam waktu dekat Abi akan membuka coffee shop yang ke 5 di Bandung ini. Lokasi strategis dan belum banyak pesaing dari coffee shop lain. Mengamati interior yang mulai terpasang sebagian dengan tema yang sama.

Drrtt drttt

"halo"

"..."

"gue lagi survey"

"..."

"oke. Gue kesana"

Klik

Setelah itu Abi bergegas menuju tempat yang sudah di tentukan sang penelpon. Sekitar 20 menit Abi sampai dan memarkirkan mobilnya. Menatap sekeliling sambil mencari seseorang yang barusan menelpon.

Ia melangkah masuk ke restoran yang bernuansa barat tersebut. Mengedarkan pandangan dan melihat seseorang yang melambaikan tangan ke arahnya. Ia berjalan menghampirinya.

"duduk Bi"

"langsung ke inti. Kenapa?"

"duduk dulu. Aku udah pesenin kamu minum, seengganya kamu minum dulu. Biar enak ngobrolnya"

"aku ngga punya banyak waktu, Luna" ucap Abi sedikit geram. Ya, ia bertemu dengan Luna. Entah apalagi yang akan Luna bicarakan.

Luna menyodorkan amplop putih yang berlogokan rumah sakit. Abi mengernyit, tidak tau maksud dari Luna.

"buka aja" pinta Luna. Dengan penuh keraguan Abi membuka amplop tersebut. Membaca perlahan sampai akhirnya ia terkejut nama Luna lah sebagai pasien.

"Lun, ini..?"

"iya itu diagnose dokter 2 tahun lalu. Aku pergi, karena itu. Buat berobat ke Singapura"

"kenapa kamu ngga pernah cerita ke aku?" tanya Abi yang mulai panik.

"aku ngga mau kamu kepikiran. Aku tau penyakit ini h-1 pernikahan kita. Saat itu, aku ngga bisa berpikir jernih Bi. Makanya aku ngga dateng pas akad. Aku hampir gila karena ngga jadi nikah sama kamu. Aku malu mau kasih tau kamu. Seminggu kemudian, papa ngajak aku berobat ke Singapura dan menjajikan kalo aku sembuh aku boleh lanjutin pernikahan nya. Dan, sekarang aku udah sembuh dari kanker. 2 tahun aku menjalani pengobatan, semangat hidup ku karena kamu Bi" jelas Luna tersenyum pedih.

Abi kaget mendengar penjelasan Luna. Ingin rasanya ia merengkuh Luna, menenangkan nya menguatkannya dalam menjalani ini semua.

"tapi, pas aku balik kesini kamu udah .. berubah ya Bi. Aku kira.."

"aku ngga berubah. Aku Cuma belajar menerima keadaan waktu kamu ngga ada kabar pas akad. Aku sakit hati Lun. Merasa di permainkan, bukan Cuma aku. Tapi keluarga besar aku juga. Kalo aja waktu itu kamu bilang, aku akan tetap lanjutin pernikahan kita. Aku akan selalu ada saat kamu sakit, kita akan menjalani cobaan ini sama sama"

"bi.. maaf. aku bener bener kalut. Aku ngga mau kamu sedih. Dari dulu sampai sekarang, aku masih cinta sama kamu" ucap Luna lirih, menahan isakannya agar tidak keluar.

Abi bangkit dari kursinya dan merengkuh tubuh Luna. Mengelus punggung Luna naik turun berusaha menenangkannya.

"yang penting, sekarang kamu udah sehat Lun. Perjuangan kamu ngga sia sia" kata Abi menyemangati sang mantan.

"perjuanganku sia sia. Kamu udah ngga sama aku lagi Bi" tolak Luna sambil mendongak menatap Abi.

Abi memejamkan mata sejenak. Berusaha mengatur nafas, mencoba berpikir sebelum mengeluarkan suara.

"kita masih bisa Bersama. rasaku masih masih sama kaya dulu, Lun"








Waktu mengumpat, di persilahkan😌

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang