Drama

3.2K 136 2
                                    

Haiii readers 😉
Ramein votementnya yok 🏃
Biar langsung update lagi
Happy Reading 😚








Setelah 3 hari resmi menjadi sepasang suami istri, Abi memutuskan untuk mengajak Syifa pindah kerumah barunya. Rumah yang berada di komplek asri dengan pohon pohon yang rimbun di pinggir jalan. Abi menggeret koper besar nya menuju kedalam rumah.

punya suami kok ngga peka, gitu masih di sebut cowokbatin Syifa sebal, ia harus menggeret 2 koper besarnya sendiri. Note ya, sendiri. Padahal ia seorang perempuan. Tentu saja ia sebal dengan suaminya.

“lemot banget si lo” celetuk Abi yang menunggu Syifa di ambang pintu.

Syifa mendengus kesal. “ya dipikir, bawa 2 koper segede gini gampang gitu? Bantuin kek, apa kek”

“salah sendiri bawa baju segitu banyak”

“yakan, gue mau pindahan bukan Cuma nginep doang. Dari pada lo ngajak ribut, bantuin gue nih” jelas Syifa sambil menyerahkan 1 koper kearah Abi.

Abi hanya pasrah, ia ingin mengakhiri perdebatan di rumah barunya ini.dengan gontai, ia menggeret koper menuju lantai 2.
Abi menaruh koper di depan pintu berwarna coklat yang berada di kiri nya.

“ini kamar lo, kamar gue di samping lo”
Syifa mengangguk sembari memasukkan 2 koper ke kamarnya. Ia mengamati kamar yang ia tempati, 1 ranjang king size, 1 set meja rias,1 buah lemari dan juga ada kursi beserta meja yang menghadap jendela.

“not bad. Boleh juga pilihan si Abi” gumam Syifa pelan.
.
.
.
Syifa berjalan menuju dapur, perutnya sudah minta diisi dari tadi. Harusnya di jam segini Syifa sudah makan malam, tapi apa ini? ia di telantarkan oleh suaminya sendiri. Sungguh tak patut di katakan suami.

‘jam setengah 8, mana belum makan gerutu Syifa membuka pintu kulkas dan nihil. Kulkas masih kosong belum terisi.

Syifa menuangkan air putih ke gelasnya kemudian menenggaknya sampai habis. Ia duduk di ruang makan sambil meratapi nasib nya yang kelaparan. Melipat kedua tangannya di meja dan meletakkan kepalanya di atas tangan.

“nih, makan” suara bariton dengan nada datar itu membuatnya mendongak. Ternyata Abi, suaminya. Lansgung saja Syifa menyambar kantong plastik berlogo chicken tersebut.

“dari tadi kek. Lagian dari mana aja sih, udah tau dirumah ada istri. Pikirin kek udah makan belom” omel Syifa dengan tangan yang sibuk membuka bungkus makanan tersebut.

Abi menunjukkan cengiran khasnya. “sorry tadi.. gue.. itu apa namanya. Dinner sama temen gue”

“ apa lo bilang? dinner? Sedangkan istri lo dirumah kelaparan dan lo ngga mikirin nasib gue, gitu?” pekik Syifa tidak terima. Enak saja, suaminya dinner makan sedangkan dia kelaparan.

Ini baru beberapa hari jadi istri seorang Abi loh, dia udah mengalami kelaparan. Mana image Abi yang katanya pemilik coffee shop dimana mana?

“sorry gue lupa. Udah, lagian gue juga beliin lo kan”ucapnya acuh.

Syifa melayangkan tatapan tajam, ia masih tak terima. Tapi tak apalah, yang penting ia dapat makan malam dengan tenang.
.
.
.
Suara alarm Syifa membangunkan sang empu. Ia meraih ponsel yang tergeletak di ranjangnya. Kemudian menon aktifkan alarmnya. Jam 05.00 WIB pagi, hari pertama dirumah baru dengan status seorang istri.

Ia bangkit menuju toilet untuk mencuci muka dan mengambil air wudhu. Melaksanakan kewajibannya yang memang sudah ia biasakan sejak kecil .

Syifa melepas mukena berwarna biru aqua nya setelah menyelesaikan urusan dengan sang Tuhan.

AbimanyuWhere stories live. Discover now