Tamu

1.6K 92 6
                                    

Happy reading 😊
Jangan lupa tinggalin jejak ya, suka gemes sm silent readers

Hubungan Syifa dan Abi tidak sedingin dan secuek biasanya. Perlahan tapi pasti, mereka sudah mulai terbuka satu sama lain. Dari yang biasanya dirumah hanya berbicara seperlunya, sekarang mereka sudah memulai dengan obrolan obrolan kecil. Yang biasanya acuh tanpa peduli, sekarang mulai menunjukkan kepeduliannya. Semua itu berawal ketika Abi sakit dan semuanya perlahan berubah. Seperti minggu pagi ini, mereka berdua duduk di ruang makan sambil menyantap sarapan yang baru saja mereka buat. Ya, mereka berdua yang membuat sarapan.

“eh, enak juga nih nasi gorengnya” celetuk Abi saat memasukkan sesuap nasi kedalam mulutnya.

Syifa tersenyum miring. “buatan siapa dulu lah.”

“gue juga bantuan kali”

“bantuan Cuma nuang kecap sama pecah telor doang bangga.” Sindir Syifa yang masih menikmati nasi dipiring nya.

“tetep bantuin kan”
Syifa mengangguk setuju, tanpa harus membantah. Ia capek jika harus mengeluarkan tenaga di pagi yang cerah ini.

“btw, magang lo gimana?” tanya Abi yang menuangkan air ke gelasnya.

“aman. Tinggal sebulan lagi magangnya. Abis itu nyusun laporan deh”

“laporan gossip?” tanya Abi dengan santai.

“ ah. Udah lah. Bikin naik darah ya bunds, pagi pagi”

Syifa beranjak menuju wastafle untuk mencuci piring kotor mereka. Abi masih menikmati secangkir kopi yang ia seduh setelah sarapan, tangannya sibuk dengann ponsel.

“gue keluar dulu ya. Mau ke caffe, mau ikut?” ajak Abi yang mulai beranjak dari sofa.

Syifa menoleh keruang tamu, kemudian memfokuskan kembali ke pekerjaan mencucinya.

“emm. Ntar aja deh gue nyusul. Masih mau rebahan sama nonton drakor”

“yaudah. Gue pergi ya.” Pamit Abi dan di angguki Syifa.

.
.
.
.

13.30 WIB

Syifa masih asyik dengan kegiatan rebahannya, di temani drama korea kesukannya. Jangan lupakan berbagai cemilan yang berserakan di ranjang miliknya. Memang seperti ini kegiatan Syifa kala weekend. Kalau orang orang diluaran sana weekend untuk membereskan rumah, Syifa malah memberantaki rumahnya. Tanpa ia sadari bel apartemen berbunyi berkali kali. Ketika ia tau, sontak bergegas kea rah pintu.

Terlihat seorang perempuan tengah berdiri di depan pintu apartnya. Dress selutut tanpa lengan berwarna toska, di lengkapi dengan tas slempang hitam dan juga high hils 5cm yang melekak di kaki indahnya.

“maaf, cari siapa ya mba?” tanya Syifa sopan.

“emm. Ini bener apart Abi kan? Abimanyu?” tanya perempuan tersebut sedikit ragu. Pasalnya yang ada di unit apartemennya bukan Abi.

Syifa mengernyitkan keningnya bigung. “iya mba. Tapi mas Abinya baru keluar. Ada perlu apa ya? Nanti saya sampaikan.”

“emm engga kok. Cuma main aja.”

Syifa manggut manggut. “silahkan masuk dulu mba, saya telponkan Abi biar cepet pulang” kata Syifa sambil membuka pintu lebar.

“ngga usah mba. Ngrepotin malahan. Maaf, mba siapanya Abi ya?”

Syifa berpikir sejenak, ia jadi bingung harus mengaku sebagai siapa.

“saya keponakannya mba. Dengan mba siapa ya, nanti saya bilangin ke mas Abi kalo ada tamu. ”

“oh. Saya luna. Kalo begitu, saya permisi ya.”
.
.
.

Esok harinya, Syifa sibuk menyiapkan sarapan yang baru saja ia beli. Abi masih bersiap untuk pergi ke coffe shop nya. Masih sibuk memilih baju apa yang cocok untuk ia gunakan hari ini. Ia mengambil baju lalu ia cocokkan dengan cekana kain yang ia gunakan. Masih belum cocok, ia menggantinya lagi dan begitupun seterusnya sampai Syfa selesai menyiapkan sarapan.

Syifa bergegas memanggil Abi, karena jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ia heran biasanya Abi tidak selama ini untuk bersiap. Syifa membuka pintu kamar mereka dan betapa terkejutnya Syifa. Ranjangnya di penuhi dengan baju baju Abi yang berserakan.

“ Abi. Lo apa apaan deh. Ini kenapa baju dimana mana” pekik Syifa kesal.

Abi hanya meringis sambil menggaruk tengkuk nya. “lagi milih baju”

“biasanya juga tinggal pake kan. Kenapa sekarang jadi rempong banget deh”

“ mau ada rapat sama head toko coffee shop.” Kata Abi sambil nyengir tidak bersalah.

“sumpah. Ngga selebay ini kan milih bajunya. Biasanya pake kaos, kalo ngga kemeja.” Omel Syifa sambil memilihkan baju untuk Abi.

“ kaya berasa mau ketemu gebetan aja. Head toko juga biasanya kan ketemu. Ngapain harus sampe kaya gini. Nambah nambah in kerjaan. Gue kan mau berangkat abis ini. Kalo gini, siapa yang mau beresin. Ish.” Kata Syifa tidak berhenti dengan tangan yang sibuk memilihkan baju untuk suaminya.

“nih pake. Udah ngga usah protes ngga usah ribet milih lagi. Abis ini sarapan ngga ada bantahan” ujar Syifa final. Ia menyerahkan 1 buah kaos putih polos dan jaket jeans hitam polos juga.

Abi menurut dan memakainya. Ia berjalan menuju ruang makan yang disana sudah diisi oleh Syifa. Syifa mendongakkan kepala ketika Abi duduk. Kening Syifa mengernyit ketika melihat Abi yang terlihat sedikit kalem penampilannya.

“ih Bi. Kenapa lengannya ngga digulung sih. Culun banget kalo gini. Sini gue bantuin”
Syifa dengan telaten berjalan kearah Abi dan meraih tangan Abi untuk menggulung lengan jaketnya. Melakukan pada lengan jaket satu lagi, Abi dapat melihat Syifa dari dekat. Bulu mata lentik, alis tebal tanpa tambahan pensil alis, hidung yang sedikit mancung, bibir tipis dengan warna pink, serta pipi tirus yang melekat pada wajah Syifa.

“dah, selesai. Gini kan enak di liat” ujar Syifa tersenyum. Ia dapat melihat wajah Abi tepat dibawahnya saat ia menunduk. Mata mereka saling bertatapan. Tidak lama, namun dapat membuat kecanggungan yang berarti.

Syifa berdehem dan kembali ketempat duduknya. Abi yang sadar dengan tingkahnya langsung mengambil sarapan. Hening. Mereka sarapan dengan hening. Tidak ada satupun yang membuka suara.

“emm. Btw, kemari nada cewek nyariin lo” ucap Syifa berusaha mencairkan suasana.

Abi mengernyitkan keningnya bingung. “siapa?”

“Lu.. Luna ”

Abi terkejut dengan nama yang diucapkan Syifa. Bagaimana bisa, dia tau alamat Abi? Kilatan marah tidak bisa ia tutupi saat ini.

“ngapain dia?”

“engga. Dia Cuma main katanya. Tapi pas tau lo ngga ada, dia pamit pergi.”

“jangan biarin dia masuk. Gue gamau kalo sampe dia masuk kesini.” Ucap Abi dengan wajah datarnya.

"Jadi bener, dia Luna yang ninggalin lo 2 tahun lalu?" Tanya Syifa yang di angguk i oleh Abi.

Yawlo ngapain lg itu mantan calon istri balek lageee.
Balikan ngga balikan ngga? Ehemm 😭

AbimanyuWhere stories live. Discover now