No Coment

1.5K 102 14
                                    

Hai ketemu sama raran lagi nih uhuyy
Baca cerita Kali Kedua sama siblings  yuk , cus langsung kepoin di lapak raran 😘
Jgn lupa votement
Happy reading 😚
.
.
.
.
.
.

Rumah Abi, 21.15 WIB

Syifa baru saja membereskan buku buku untuk skripsinya. Ia menoleh keranjang, terlihat Abi tengah mengotak atik laptopnya. Pasti laporan coffee shopnya, pikir Syifa. Syifa memainkan ponsel nya, melihat ke aplikasi youtube untuk mencari hiburan.

Drrtttt drrttt

Suara ponsel Abi berdering. Sontak Abi melangkahkan kakinya untuk menuju balkon kamarnya. Syifa mengernyit curiga, ia mengikuti sang suami. Berdiri diantara kaca pembatas balkon.

“ gimana Lun?”

“…”

“kok bisa?”

“…”

“oke. Aku kesana sekarang”

Klik.

Syifa buru buru menuju kursi belajarnya. Memainkan ponsel seolah olah, memang ia tidak kemana mana.

“yank. Aku pergi bentar ya, ada urusan” pamit Abi yang membuat Syifa mendengus kesal.

“jam segini banget. Udah malem loh ini, besok aja ya?”

“urgent. Bentar doang kok” kata Abi mengecup kening Syifa dan berlalu begitu saja.

“dia lebih mentingin mantan dari pada aku? Hah” gumam Syifa lirih.
Syifa bergegas mengikuti sang suami. Mengendarai motor agar lebih cepat mengikutinya. Tak sampai 10 menit, mobil Abi berhenti di depan mini market. Syifa memarkirkan motornya agak jauh dari mini market.

Terlihat sang suami tengah menghampiri seorang perempuan yang duduk di depan mini market. Syifa menajamkan penglihatannya. Abi memeluk perempuan itu tanpa basa basi.

‘itu beneran Luna?’ batin Syifa miris.
Syifa mengeluarkan ponsel kemudian memotret mereka. Tersenyum miris dengan hidupnya.

‘bela belain keluar malem, Cuma buat ketemu mantan? Emang gue ngga ada artinya buat lo, Bi’ batin syifa.

Syifa pergi mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata rata. Saat sampai dirumah, ia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Memejamkan mata sejenak. Dan dengan lancangnya, air matanya jatuh tanpa ia minta.

“kenapa sih Bi, lo ngasih harapan palsu? Kalo tau gini, gue beneran udah gugat cerai lo dari dulu. Ngga perlu nunggu kebusukan lo ke bongkar. Arrghhhhh kenapa gue bego banget sih, lemah sama tuh cowok?” raung Syifa.

“gue benci lo Bi, tapi gue juga cinta sama lo. Gue harus gimana? Gue nyesel udah nerima ajakan lo buat jalanin rumah tangga ini. Kalo Jalanin yang lo maksud, adalah jalanin dua duanya.”

Syifa menangis sesenggukan. Ia masih menyesali keputusan nya kala itu.

kata ‘seandainya’ tak lepas dari benak Syifa. Beberapa saat kemudian Syifa tertidur, dengan posisi meringkuk. Tubuh Syifa tak berada di ranjang tempatnya, tubuhnya melintang antara bantal dan selimutnya.

AbimanyuWhere stories live. Discover now