Something

6K 524 13
                                    


Ethan menghilang di balik pintu lebar. Mata Elise mengikuti sekilas, begitu dia benar-benar tidak kelihatan, Elise berdiri  mendekati Ester dan Jojo yang sedang asyik menelan puding di ruangan tengah. Sengaja dia mengambil tempat di tengah mereka berdua lalu memberikan cubitan keras, hingga keduanya memohon ampun.

“Bilang sama aku, rencana kalian apa?”

“Kita cuman pengen Kak Ell, keluar,” jawab Jojo, “kali aja jodoh sama Kak Ethan, eh ternyata dia udah punya cewe.”

“Lain kali mikir!” berang Elise kembali memberikan capitan mematikan. “Di mana kalian nyimpan carger aku?”

“Ada di kamar aku,” ucap Ester.

“Kunci?”

“Di bawah pot bunga depan kamar. Kak El kan tahu aku pelupa, mana mungkin kuncinya aku bawa.”

“Clever!” Elise menepuk jidat, dia menoleh ke kiri dan kanan, lalu piring di pangkuan, masih setengah, mana mungkin tidak dihabiskan. Hanya nasi, capcai dan ayam goreng.
Elise meletakan  piringnya di pangkuan Ester. “Habisin, aku harus balik sekarang!”

Ester merenggut.

“Lukisan buat sohib kamu kemarin itu harganya ….”

“Iya, aku abisin. Pulang sana! Nanti aku bilang sama Tante Elisa, Kak Ell lagi datang bulan.”

Elise berdiri dan menghampiri sang pemilik rumah, berkata terus terang. Beres, dia segera melangkah ke pintu depan.

“Sorry!” jantungnya kembali melompat, secepat kilat dia memutar tubuh, Ethan dan Keysha sedang bermesraan, lekat sangat lekat.

“Beb, aku balik ya. See you tomorrow. Jangan lupa kirimin aku pesan! Bye.”

Bantingan pintu membuat bahu Elis bergidik, nada itu memberikan pesan padanya, penganggu.

“Mau ke mana?” tanya Ethan manis, seolah tidak terjadi apa-apa barusan.

“Home!”

“Tadi kan aku udah bilang ….”

“Makasih, udah kenyang. Now if you excuse me ….”

“No! Es buah mau? Aku lebihin semangka sama melonnya,” bujuk Ethan manis.

“My brain is freezing already, thanks for your kindness. Respect!” Elise menepuk dada. Aneh, mengapa sekarang dia berbicara begitu lancar tanpa nada ketus sama sekali.
(Otakku sudah beku. Terima kasih untuk kebaikanmu.)

Ethan tertawa. “Sibuk banget ya?”

“I can say so.”

“Kalau enggak, ayo dong balik ke dalam. Yah, yah?” bujuk Ethan.

“Aku udah pamit,” Elise mencoba memberikan alasan.

Ethan merapatkan tubuhnya, membuat tubuh Elise refleks bersandar ke dinding. Tangan Ethan bergerak, menarik topi jaket Elise lalu menarik bahunya dan menyeretnya kembali ke ruangan tengah.

“Om, aku culik Elise sebentar!” kata Ethan.

“Jangan dibalikin juga nggak apa-apa!” Deo menjawab.

Elise menggigit bibir, dia tidak akan membuka mulutnya lagi. Mereka kembali ke dapur, ada Nathan dan Karin.

Nathan tersenyum padanya, sekedar ramah-tamah, Elise tahu itu. Dia ingin memberikan balasan, tetapi Ethan membuat sudut bibirnya kaku.

“Steaknya mau ….”

Elise menutupi wajahnya dengan telapak tangan, tidak ingin mendengarkan Ethan lagi, perutnya sudah kenyang.

Love Back TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang