Will You

12.9K 574 109
                                    

Mereka seakan tidak saling mengenal, hanya gerakkan gelisah yang terpancar dari sosok di depan Elise. Kayle dan Andreas masih lebih baik rupanya dibandingkan dengan Sofia. Tubuhnya bergetar, bersandar ke dinding.

Elise berjalan perlahan mendekati, ada sedikit ketakutan di kepala, bagaimana jika dia disalahkan atas nanti, sebab dia orang terakhir yang bersama Karin.

"Elise," Nathan memanggil.

Elise menoleh memperhatikan pria yang masih dalam balutan pakaian kerja. Raut wajah Nathan, sama seperti Sofia, takut kehilangan. Dia berhenti di sisi Elise tidak bergerak lagi.

"Ke sana?" tangan Elise menunjuk keluarga Andreas.
Nathan menggelengkan kepalanya perlahan, dia malah memundurkan kaki merapati dinding, napas menderu dan tangan mengacak rambut.

"Kamu ... nggak terlihat baik," kalimat itu meluncur kaku dari mulut Elise.

Langkah tergesa-gesa membuat Elise berbalik. Kayle menuju ke arah mereka. Elise menyunggingkan senyuman, diabaikan. Teman SMA-nya itu malah langsung melayangkan pukulan keras ke pipi kanan Nathan.

"Kayle!" Elise mendorong tubuh pria itu menjauh. Sebelum serangan lain berlanjut, Andreas berhasil menahan sang anak.

"El, bawa Nathan keluar dulu," pinta Andreas.

Nathan tampaknya akan menolak, hingga Elise terpaksa menariknya kuat. Dia menarik Nathan ke bangku taman rumah sakit dan membuatnya duduk di salah satu bangku.

"Diam di situ, aku ke apotek, bibir kamu berdarah."

"Udah lah, nggak usah sok perhatian kalau ujung-ujungnya kamu ngebuang aku!" bentak Nathan.

"Ok!" Elise tidak mau kalah pedas.

Nathan menarik napas lalu mengembuskannya kasar. Dia menengadah, membiarkan panas surya membasuh wajahnya.

Elise berdiri beberapa langkah di depan Nathan, dia hanya memperhatikan saja. Dia tidak ingin peduli, kalau saja pria ini tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Ethan atau bukan bagian dari keluarga itu dan juga bukan mantan pacarnya, dia akan segera pergi.

"Masalah kamu sama Karin, kenapa kamu bawa nama aku sebagai alasan kalian pisah?"

"Aku udah bilang, jangan sok peduli!" berqng Nathan, sekali lagi diikuti helan napas panjang.

"Aku nggak peduli!" teriak Elise.

"Terus ngapain nanya?"

"Karena aku juga ada di antara kalian berdua. Aku mau kalian pisah secara baik-baik! Kamu Nathan jelasin sejelas-jelasnya sama Karin kenapa kamu ninggalin dia tanpa nyebut nama aku! Itu yang aku mau!"

"El, aku nggak bisa dapatin Karin sama seperti aku nggak bisa dapatin kamu. Cewe yang aku mau cuman kamu dan Karin. Saat hubungan aku sama dia udah kandas, aku cuman ngarepin kamu dan sekarang nggak ada satu pun!"

Napas Elise tertahan sesaat. "Wait! Why you leave her?"

"Bu Sofia, nggak mau aku sama Karin. Dia pengen aku ninggalin Karin, katanya aku nggak pantas dan nggak akan bisa bikin Karin bahagia."

Kedua tangan Elise mebadar di pipi, dia tidak bisa mempercayai ucapan Nathan barusan.

"Terus kamu nurut dan nggak perjuangin itu?" Damn! El, you know Nathan very well. Dia menghormati hubungan kekeluargaan dari hati paling dalam.

Nathan menggeleng. "Aku terlalu lemah buat bisa pertahanin dia. Ibunya, udah ngelakuin berbagai cara misahin kita. Aku nggak mau nyaktin kamu terus. Dan ternyata, setelah aku menyerah, Karin malah ngelampisin semuanya ke kamu, El.

Love Back TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang