6. Ballet Show

13.1K 924 49
                                    

Satu minggu berlalu, Alexa menjalani hidupnya di dalam mansion Axel. Tidak, ia tidak lagi dikurung di dalam kamar sempit itu. Axel membebaskan Alexa berkeliaran di dalam mansionnya. Itu semua terjadi karena Shea selalu menanyakan kehadiran Alexa dan Alexa senang akan hal itu. Anak itu sangat lucu menurutnya.

Namun meskipun tidak dikurung, Alexa yang malah mengurung diri di kamar tempat Axel memperkosanya. Ia benci jika harus bertatapan dengan pria itu.

Selepas Axel memperkosanya, Alexa terus menangis di kamar. Ia bahkan sempat mogok makan dan kemudian jatuh sakit. Ia masih jijik dengan tubuhnya sendiri karena sudah bersetubuh dengan pria brengsek itu.

Karena kondisinya yang sempat melemah, Alexa mengurungkan niatnya untuk melarikan diri. Lagipula, tidak mudah untuknya agar bisa keluar dari sini.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Aunty, boleh Shea masuk?"

Alexa terkekeh, rupanya gadis kecil itu yang mengetuk pintu.

"Masuk Sweety," ucap Alexa.

Shea membuka pintu dengan tangan yang sedikit terangkat karena tubuhnya yang masih mungil.

"Kau sudah pulang?" tanya Alexa.

"Ya aunty," Shea naik ke kasur dan menghampiri Alexa.

Alexa mengangkat Shea dan mendudukkannya di pangkuannya.

"Mengapa wajahmu bersedih, huh?" tanya Alexa.

"Besok ada pentas seni, Shea akan menari balet."

"Lalu?"

"Shea sedih, biasanya teman-teman Shea ditemani oleh ibu dan ayahnya. Namun Shea selalu ditemani oleh daddy saja." Ucap Shea dengan raut sedih.

Alexa mengerutkan keningnya. Benar juga, selama ia di sini Alexa belum pernah melihat istri Axel. Ia pikir istrinya sedang berlibur. Alexa pun tidak berniatan untuk menanyakannya karena itu bukanlah urusannya.

"Memangnya dimana mommy Shea?" tanya Alexa sambil mengusap lembut rambut gadis kecil itu.

"Mommy di surga."

Alexa menaikkan kedua alisnya. Itu berarti istri Axel sudah meninggal? Pria itu mengurus Shea seorang diri? Pantas saja pria itu terlihat sangat menyayangi Shea.

"Aunty,"

"Ya honey?"

"Apakah aunty mau pergi dengan daddy untuk melihatku besok?" tanya Shea dengan tatapan polosnya.

Alexa menaikkan kedua alisnya. Bagaimana ini? Ia sangat tidak tega jika harus menolak permintaan gadis kecil ini.

"Apakah daddy bersedia mengajak aunty?" tanya Alexa.

"Tentu bersedia!" ucap Shea dengan semangat, mengingat ayahnya tidak pernah menolak permintaannya selagi itu bukanlah hal yang buruk.

Ini bukan hal yang buruk, namun menjadi buruk bagi Axel dan juga Alexa.

"B-baiklah, aunty akan pergi melihatmu besok." Ucap Alexa sambil menangkup wajah kecil Shea.

"Yay! Thank you aunty! Shea sayang aunty," ucap Shea sambil memeluk leher Alexa.

Alexa merasa hangat di hatinya. Hatinya seolah cair begitu saja saat Shea mengucapkan kalimat itu. Nasib ibu Shea sangat tidak beruntung menurut Alexa. Ia tidak bisa menyaksikan pertumbuhan putrinya yang menggemaskan ini dan di sinilah Alexa sekarang, meskipun mungkin ia tidak bisa melihat Shea remaja tetapi setidaknya ia pernah menghabiskan waktu bersama dengan gadis kecil itu.

Falling In Love With A KillerWhere stories live. Discover now