8. Where is Calvin?

11.5K 864 74
                                    

"Calvin, su-"

Alexa membulatkan matanya. Tidak. Apakah ia salah lihat? Ini sama sekali bukan Calvin. Ini adalah iblis. Oh Tuhan, siapa yang mengirim iblis dari neraka ini kepada Alexa?

"Calvin, huh?" ucap Axel, kemudian ia menyeringai dan mendekati Alexa.

"Who is Calvin? I'm Axel. Axel Orion Maverick." Ucap Axel yang sudah berdiri di sebelah ranjang Alexa.

Alexa enggan untuk menatap pria itu. Matanya memandang lurus ke depan. Ia sungguh membenci pria ini.

"Apa yang terjadi hingga kau berbaring di sini, huh?" tanya Axel dengan nada berpura-pura sedih seolah-olah sedang meledek Alexa.

"Cih, pria tua ini bahkan tidak ingat dengan dosanya." Batin Alexa.

"Apakah ini sakit?" tanya Axel yang sudah menunjuk perban di kaki Alexa.

Alexa masih memalingkan wajahnya dan enggan untuk berbicara kepada pria itu.

"Ahkkk! What the fuck?!" umpat Alexa.

Ia sungguh tidak mengerti dengan pria itu. Sudah jelas kakinya tertembak, namun pria itu malah mencengkeram kaki Alexa yang baru saja dijahit. Bahkan perbannya pun masih basah. Oh astaga, dia benar-benar titisan setan!

Air mata keluar dari ekor mata wanita itu. Kakinya terasa sangat sakit. Bagaimana pun ia adalah seorang wanita yang akan menangis jika kesakitan.

Dengan segera Alexa menghapus air matanya. Ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Axel.

"Jawab ketika aku bertanya." Ucap Axel dengan suara dingin.

"Kau mencari pria payah itu?" tanya Axel.

"Dia tidak payah. Kau yang payah." Ketus Alexa.

"Oh sayangnya Calvinmu itu tidak akan kembali," ucap Axel.

Alexa membuka matanya dan menatap Axel berapi-api.

"Dimana Calvin?!" Alexa hendak mendudukkan dirinya, namun kakinya masih berat untuk di gerakkan.

"Ahk brengsek!" Alexa mengumpat kesal. Mengapa ia menjadi sangat tidak berdaya seperti ini?

"Jangan paksakan dirimu, nona. Kekasihmu itu baik-baik saja, semoga." Ucap Axel.

"Ku katakan padamu, jangan pernah berani untuk melukai Calvin." Alexa menunjuk wajah Axel dalam posisinya yang masih berbaring. Matanya menatap tajam manik biru sedingin es itu.

"Aku tidak berjanji." Axel mengedikkan bahu acuh dan pergi dari ruangan itu.

Alexa menangis sejadi-jadinya. Ia begitu takut jika pria itu nekat melakukan hal yang kejam kepada kekasihnya. Ia sungguh takut. Ia tidak ingin Calvin terkena imbas karena masalah antara Alexa dan Axel. Sungguh, pria itu tidak tahu apapun.

Bahkan pria itu belum kembali sejak tadi. Ia sungguh mengkhawatirkan Calvin. Ia yakin ada pria brengsek itu melakukan sesuatu kepada Calvin.

Tiba-tiba masuklah dua orang suster dengan membawa kursi roda. Alexa mengernyitkan dahinya, apa yang terjadi? Bukankah harusnya di rawat di sini?

"Tuan meminta kami untuk memindahkan nona," ucap salah satu suster.

"Tuan? Siapa?"

"Tuan Axel,"

"Tidak." Jawab Alexa.

"Tapi nona-"

"Jika kau tidak mau, kekasihmu taruhannya." Ucap Axel yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Kau sungguh keparat!" teriak Alexa.

"Bawa wanita gila itu." Ucap Axel kemudian pergi meninggalkan mereka.

Falling In Love With A KillerWhere stories live. Discover now