24. Fucking Birthday

11.1K 764 26
                                    

Tiga bulan kemudian ...

Alexa tengah duduk menonton film action bersama Shea. Jika biasanya ia mengajak Shea menonton film kartun, tetapi kali ini ia mengajaknya menonton film action yang tidak begitu kejam dan masih wajar untuk ditonton anak-anak. Tidak ada darah bercucuran, tidak ada adegan potong-memotong, ditambah lagi pemeran utamanya adalah wanita. Sempurna.

"Keren sekali!" ucap gadis kecil itu setiap kali melihat aksi wanita di film itu.

"Aunty, apakah Shea bisa seperti itu?" tanya Shea pada Alexa.

"Tentu, tetapi harus kau gunakan untuk hal yang benar."

"Apakah Aunty dapat melakukan yang wanita itu lakukan tadi?"

"Y-ya," ucap Alexa. Tentu saja ia bisa, bahkan ayah Shea sendiri yang mengiriminya 10 pria gagah dan Alexa melawan semuanya. Sial, ia benci kepada Axel jika mengingat itu.

"Aunty hebat!"

"Hal itu perlu dipelajari meskipun kita perempuan, itu berguna agar kita dapat menyelamatkan diri sendiri dari penjahat." Ucap Alexa lembut.

"Contohnya ayahmu dulu," lanjut Alexa di dalam hati.

"Apakah Aunty mau mengajari Shea?"

"Tentu, nanti saat kau sudah remaja okay?"

"Mengapa tidak sekarang?"

"Apakah tangan mungil ini mampu meninju dengan kencang?" ucap Alexa sambil menggenggam tangan Shea yang sangat kecil dan berisi.

Shea pun tertawa dan menggeleng.

"Ah ya! Hari ini ulang tahun ayahmu, bagaimana jika kita membuat kue bersama?"

"Tetapi Daddy tidak pernah mau merayakan ulang tahunnya," ucap Shea sambil mencebikkan bibirnya.

"Mengapa?"

"Entahlah, Daddy berkata jika ia sudah besar dan tidak perlu merayakan ulang tahunnya lagi."

"Mungkin kali ini ia akan senang jika kita yang membuat kuenya sendiri, bukan begitu?"

"Sepertinya begitu!"

Mereka pun beranjak ke dapur untuk membuat kue. Alexa pastikan masakannya kali ini akan lebih enak karena ia sudah sedikit demi sedikit belajar. Meskipun perutnya sudah cukup membesar, ia tetap semangat membuat kue untuk Axel. Shea pun turut membantunya tidak kalah antusias.

"Oreo Cake sepertinya akan sangat enak!" ucap Alexa.

"Ya ya Aunty! Shea sangat suka oreo!"

"Ini untuk ayahmu, Shea." Ucap Alexa serius.

"Baiklah," ucap Shea dengan nada lemas, bibirnya ia lengkungkan ke bawah.

"Tentu kita akan membuatnya lebih banyak agar kau bisa mencicipinya terlebih dahulu," bisik Alexa kemudian tertawa.

"Benarkah Aunty?"

"Tentu sayang!"

"Shea boleh meminta sedikit kuenya?"

"Tentu!"

"Shea sayang Aunty!" Gadis kecil itu pun memeluk pinggang Alexa.

Alexa pun mulai membuat kue, kali ini ia menggunakan resep agar hasilnya tidak terlalu buruk. Ia menuangkan bahan-bahan yang sudah disiapkan bersama dengan Shea. Sesekali mereka bersenda gurau. Shea sangat menikmati waktu-waktu bersama Alexa, begitu pun sebaliknya.

Setelah membutuhkan waktu kurang lebih dua jam, kue itu pun jadi. Seluruh tubuh mereka sudah dihiasi oleh tepung atau pun krim. Mereka sangat bersenang-senang sambil membuat kue itu. Alexa menghias kue itu dengan krim dan beberapa potong oreo. Ia menghiasnya dengan sepenuh hati bersama Shea, meskipun ini pertama kalinya ia membuat kue sendiri.

Falling In Love With A KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang