28. Childbirth

9.7K 674 61
                                    

"Aaahkkk!" teriak Alexa.

"Oh shit! Ini menyakitkan," umpat Alexa.

"Tahan, Sayang." Ucap Axel yang berusaha menenangkan Alexa.

Dahi wanita itu sudah bercucuran keringat. Wajahnya pucat dan menahan sakit. Kedua kakinya sudah terbuka dan ditutupi selimut. Ya, wanita itu sedang dalam proses melahirkan.

"Aahkk!" Alexa mencengkeram otot-otot lengan Axel. Pria itu sungguh tidak tega melihat Alexa seperti ini, tetapi ia juga menantikan bayi mereka.

Melahirkan mampu membuat wanita itu sangat kesakitan. Alexa yang cenderung tahan banting pun kini terlihat lemah. Melahirkan tentu sangat beresiko dan mempertaruhkan nyawa. Ia sungguh takjub kepada para ibu di luar sana.

Suara tangis bayi pun terdengar. Detik itu juga Alexa menitikkan air mata dan membuang napas lega. Dadanya naik-turun mengatur napasnya agar kembali normal. Ia menatap Axel yang sudah berkaca-kaca.

"Putri kita, putri kita sudah lahir!" ucap Axel dengan terharu sambil menggenggam tangan Alexa. Alexa tersenyum lemah.

"Kau sangat hebat dan kuat, aku mencintaimu." Axel mengecup dahi Alexa.

"Aku juga," ucap Alexa dengan senyum lembut.

Alexa merasakan hal yang sangat luar biasa hari ini. Pada hari ini, ia telah sepenuhnya menjadi seorang ibu. Perasaan senang dan tidak percaya memenuhi pikirannya. Meskipun sekujur tubuhnya lemas dan sakit, itu sama sekali tidak sebanding dengan rasa senangnya karena telah melahirkan seorang anak dari rahimnya.

Setelah itu, Axel ke luar sebentar sambil menunggu proses akhir dari persalinan itu. Para dokter dan suster tengah mengurus Alexa dan bayinya. Setelah selesai, barulah Axel kembali masuk.

Axel mendekati Alexa yang sudah terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Ia tengah bersandar di kepala ranjang dengan menggendong putri mereka. Axel menempatkan dirinya di sebelah wanita itu.

"Boleh aku menggendongnya?" tanya Axel.

"Tentu, hati-hati." Alexa memindahkan bayi itu ke tangan kekar Axel dengan sangat hati-hati.

"Dia cantik sepertimu," ucap Axel sambil tersenyum bahagia.

"Semua bayi memiliki wajah yang mirip saat baru lahir," ucap Alexa sambil terkekeh.

"Entahlah, aku yakin ia akan sangat cantik saat besar nanti."

"Jika itu aku sangat yakin." Sahut Alexa.

"Kau sudah memikirkan namanya?" tanya Axel.

"Nama depan," jawab Alexa.

"Apa itu?"

"Alyssa,"

"Nama yang cantik,"

"Tetapi aku belum memikirkan nama belakangnya, kau ada saran?"

"Alyssa Savannah," ucap Axel.

"Mengapa menggunakan nama tengahku?"

"Aku menyukainya," ucap Axel sambil tersenyum.

"Alyssa Savannah Maverick," ucap Alexa melanjutkan.

"Perfect!" jawab Axel.

Mereka pun tertawa bersamaan. Alexa memandang Axel dengan tatapan lembut.

"Terima kasih telah membuatku merasakan menjadi seorang ibu," ucap Alexa.

"Terima kasih telah membuatku merasakan menjadi seorang ayah lagi," ucap Axel.

***

"Dia sangat kecil," ucap Shea sambil memandangi adiknya yang tengah di gendong oleh Alexa. Axel baru saja menjemput putrinya dari sekolah dan langsung menuju ke sini.

Falling In Love With A KillerWhere stories live. Discover now