23. I Love U

12.4K 785 54
                                    

"Aku akan panggilkan dokter,"

"Sudah kukatakan tidak Axel! Dasar pria tua keras kepala!"

"Kau wanita hamil yang keras kepala,"

"Aku semakin pusing karena dirimu!" jengkel Alexa.

Hari demi hari dua insan itu lewati dengan perdebatan-perdebatan kecil di setiap harinya. Seperti pagi ini, kamar Alexa sudah sangat berisik karena perdebatan mereka. Alexa mengalami morning sickness layaknya orang hamil, sudah sangat wajar bukan? Namun pria itu selalu menanggapinya dengan serius dan terus memaksa memanggil dokter. Haruskah dokter itu datang setiap pagi ke kamar Alexa hanya karena hal konyol? Oh c'mon! Alexa tidak sakit.

"Sorry, aku hanya terlalu khawatir." Ucap Axel pelan. Amarahnya sudah meredam.

Akhir-akhir ini pria itu semakin mudah mengendalikan emosinya. Ia lebih sering mengalah dan tidak gengsi meminta maaf. Ia tidak ingin menyakiti Alexa lagi. Ia tidak ingin Alexa mengurung diri di apartemen wanita itu lagi. Ia hanya ingin Alexa berada di sampingnya.

Perubahan sikap Axel pun membuat Alexa bingung. Memang terkadang pria itu menjengkelkan seperti kejadian tadi, namun ia tahu itu karena Axel khawatir padanya. Pria itu masih cukup kaku, namun tidak jarang ia juga romantis.

Axel tersenyum sambil mengelus perut Alexa yang belum terlalu terlihat sedang hamil.

"Shea akan memiliki adik sebentar lagi," ucap Axel sambil menatap Alexa dengan tersenyum. Oh ia lupa mengatakan itu, ya belakangan ini pria itu juga sering menebar senyum. Membahayakan jantung Alexa saja.

"Kau benar-benar tidak memiliki niat buruk dengan anak ini?" tanya Alexa.

"Kau masih tidak percaya padaku?"

"Bukan itu, hanya saja ini terasa aneh."

"Apa yang aneh?"

"Awalnya kau mati-matian menolak bayi ini, lalu kemudian kau menerimanya."

"Istriku akan kecewa jika aku menolak bayi ini." Ucap Axel.

"Kau menerima bayi ini karena hal itu? Bukan karena ini adalah anakmu dan aku ibunya?"

"Hei, kau menjadi lebih sensitif saat sedang hamil."

"Lebih baik aku tidak di sini jika itu alasanmu," ucap Alexa sambil membuang pandangannya ke arah lain.

"No, bukan hanya karena hal itu."

"Lalu?"

"K-karena a-aku me-mencintaimu."

Alexa langsung menoleh terkejut. Apakah baru saja ia tidak salah dengar? Apakah benar pria itu menyatakan perasaannya tadi?

"Bisa kau ulangi?"

"Oh mengapa kau menjadi tuli?!" jengkel Axel.

Ia sudah sangat gugup mengatakan itu. Bahkan tangannya sampai bergemetar, lalu wanita itu tidak mendengarnya?

"Aku mencintaimu." Ucap Axel dengan satu tarikan napas.

Alexa tertawa dibuat-buat.

"Kau bercanda?"

"Aku serius."

Alexa menatap dalam manik Axel. Jika ia tidak salah, ia dapat melihat kesungguhan di mata pria itu. Oh shit! Mengapa tiba-tiba jantungnya berdegup kencang?

"K-kau tidak berharap aku membalas ucapanmu tadi?" tanya Alexa. Jujur, ia masih sangat kaku untuk sekedar mengucapkan "Aku juga mencintaimu."

"Aku tidak butuh itu. Kau mencintaiku atau tidak, kau akan tetap di sini dan aku tidak akan pernah melepasmu, Alexa Savannah." Ucap Axel serius.

Falling In Love With A KillerWhere stories live. Discover now