33. Failed Plan

7.5K 618 44
                                    

Alexa dan Axel tengah bersiap-siap untuk melancarkan aksi mereka. Mereka akan pergi ke markas tempat di mana orang-orang yang mengincar Axel berada. Ya, nekat memang karena itu semua adalah rencana Alexa. Ia tidak ingin terus bersembunyi dan hidup tidak tenang karena orang tersebut. Ia hanya ingin hidup bahagia bersama anak-anak mereka.

Alexa merencanakan untuk menyerahkan dirinya. Lagi dan lagi rencana wanita itu membuat Axel ternganga. Tetapi akhirnya pria itu setuju karena suatu hal. Tentu saja Alexa memiliki rencana yang luar biasa. Sedangkan Axel, ia akan tetap berpura-pura mati. Ia akan memantau pergerakan Alexa dari kejauhan.

Dor! Dor! Dor!

Terdengar suara tembakan beberapa kali di mansion itu. Alexa dan Axel saling menatap satu sama lain.

"Sial! Mereka bergerak lebih cepat," ucap Alexa yang langsung mengisi peluru pistolnya.

"Kau awasi kondisi di bawah, aku akan mengamankan Shea dan Alyssa." Ucap Alexa.

"Hati-hati," ucap Axel.

Alexa berlari sambil sesekali mengintip ke bagian luar. Satu per satu penjaga mansion itu mulai berjatuhan. Mereka benar-benar membobol kediaman Axel, sungguh tindakan yang berani. Persis seperti rencana Alexa yang ternyata sudah terlebih dahulu mereka lakukan.

Alexa memasuki kamar Shea. Dilihat di sana Shea tengah mengajak bicara Alyssa dengan satu pelayan yang tengah mengawasi mereka.

"Mommy! Mengapa di luar ramai sekali? Suara apa itu?" tanya Shea.

"Dengar, jangan ke luar dari kamar ini jika Mom belum memanggil Shea. Apakah Shea mau menuruti perintah Mommy?" tanya Alexa.

Shea pun mengangguk.

"Pintar. Jaga adikmu dengan baik ya, Sayang. Mom akan segera kembali,"

"Apakah di luar baik-baik saja?" tanya Shea.

"Semua baik-baik saja jika Shea tetap di dalam kamar, berjanji?"

"Ya Mommy, Shea janji."

"Bagus," Alexa mengecup dahi Shea.

"Tolong jaga anak-anak, kunci kamar ini setelah aku ke luar." Ucap Alexa pada pelayan itu. Setelah itu ia berlari ke luar dan mengintip ke luar mansion itu.

Prang!

Alexa menunduk saat kaca jendela di depannya tertembak dan pecah. Ia merunduk dan mengintip ke arah pintu masuk utama.

Dor! Dor!

Ia menembak seorang pria dari lantai dua tempatnya berdiri. Setelah selesai, Alexa kembali bersembunyi agar tidak terlihat.

"Shit, di mana Axel?" gumam Alexa. Ia sungguh khawatir dengan pria itu apalagi ia baru saja menjalani operasi.

Alexa kembali melihat ke luar dan hampir seluruh penjaga mansion itu tergeletak di tanah. Tidak, bukan suruhan Axel yang payah. Tetapi memang orang-orang itu yang terlalu hebat dan jumlah mereka sangat banyak. Sial, untuk apa mereka membawa orang-orang sebanyak itu? Apakah mereka ingin mengajak perang? Yang benar saja.

Sementara itu, Axel akhirnya memutuskan untuk ke luar dari tempat persembunyiannya dan maju ke depan. Seluruh anak buahnya sudah kesulitan mengatasi mereka, tidak ada pilihan lain, Axel harus maju sendiri karena ia harus mencegah orang-orang itu memasuki kediamannya dan mencelakai putri-putrinya.

Ia berjalan sambil terus menekan pelatuk pada kedua pistol yang ia pegang. Jumlah mereka sungguh banyak, seberapa sering Axel melumpuhkan mereka pun orang-orang tersebut akan semakin bertambah dan bertambah lagi.

Falling In Love With A KillerWhere stories live. Discover now