19. Let's play!

15.2K 803 71
                                    

Warning 21+

"Let's play, babe." Bisik Axel dengan suara serak.

Alexa menelan salivanya susah payah saat Axel semakin mendekatkan wajahnya. Ia memejamkan matanya perlahan.

Tok ... Tok ... Tok

"Aunty!"

"Oh Shea sayang! Apakah kau tidak ingin memiliki adik?" gumam Axel yang sedikit kesal karena aksinya terganggu oleh puterinya yang sudah mengetuk pintu kamar itu.

"Apakah Aunty sudah tidur?"

"Belum sayang," ucap Alexa sambil merogoh kunci di kantong celana Axel. Ia membuka pintu dan mendapati Shea sudah berdiri dengan piyama lucunya.

"Oh ada Daddy?"

"Ya, kami sedang berbincang sedikit." Ucap Alexa sambil tersenyum.

"Apakah Shea mengganggu?" tanya Shea dengan tatapan polosnya.

"Tidak sayang, kau perlu apa?"

"Maukah Aunty membacakan Shea cerita? Shea tidak bisa tidur," ucap Shea sambil menyatukan kedua tangan mungilnya memohon, jangan lupa dengan wajahnya yang ia buat memelas. Menggemaskan.

"Tentu!"

Alexa tersenyum geli melihat wajah Axel yang terlihat kecewa. Kecewa karena aksinya digagalkan oleh anaknya sendiri. Beginilah nasib duda beranak satu.

Alexa dan Shea menuju kamar gadis kecil itu. Sedangkan Axel mengekor dari belakang. Entah ia terlihat seperti orang bodoh yang selalu mengekor di belakang kedua perempuan itu.

Sesampainya di kamar Shea, Alexa bersandar di kepala ranjang dengan Shea yang sudah berbaring di sebelahnya. Ia menarik selimut agar menutupi tubuh gadis kecil itu dan juga kaki-kakinya. Ia sudah siap dengan buku cerita di tangannya.

Sedangkan Axel, pria itu duduk di kursi samping ranjang Shea, tepatnya berdekatan dengan Alexa. Ia terus menatap lekat ke arah Alexa yang sangat ekspresif dalam menceritakan sebuah dongeng. Sesekali ia menatap puterinya juga yang sudah mulai mengantuk.

Oh sungguh! Ia tidak sanggup lagi menunggu.

Tangan Axel menelusup ke balik selimut tanpa Alexa sadari. Ia meremas lembut paha wanita itu dan hal itu pun membuat sang pemilik melotot ke arahnya.

"Shea belum pulas," bisik Alexa.

"Lanjutkan, nanti ia bangun lagi." Bisik Axel.

Tidak menghentikan aksinya, tangannya meraba lebih jauh lagi dan meremas-remas paha dalam wanita itu. Jari-jarinya perlahan mengusap lembut area sensitif wanita itu. Ia kesulitan menelusup masuk ke dalam karena Alexa mengenakan celana jeans tebal.

"Mengapa kau tidak memakai rok saja?" bisik Axel lagi.

"Mengantisipasi kejadian seperti ini," bisik Alexa.

"Shea sudah tertidur, ayo!" bisik Axel.

"Ke mana?"

"Jangan harap kau dapat lepas dariku, Alexa." Bisik Axel sensual.

Ia beranjak berdiri dan menggenggam tangan Alexa. Wanita itu pun turun dari ranjang perlahan agar tidak membangunkan Shea. Mereka keluar dari kamar itu dengan mengendap-ngendap seperti maling.

Setelah di depan kamar Shea, Axel langsung mengangkat tubuh Alexa di bahunya seperti karung beras.

"Hei! Oh astaga turunkan aku!" berontak Alexa.

"Kau tidak bisa lepas lagi, Baby."

"Kepalaku pusing! Aku bisa berjalan sendiri!"

"Dan besok kupastikan kau tidak bisa berjalan sendiri,"

Falling In Love With A KillerWhere stories live. Discover now