30. Don't Die!

8.4K 661 63
                                    

"Ingat, tidak boleh nakal di rumah grandma!"

"Okay Mommy! Shea tidak akan nakal," ucap Shea yang sudah menggendong tas kecilnya yang berisikan beberapa pakaian.

"Selamat bersenang-senang Sayang! Aku akan merindukanmu," ucap Alexa sambil memeluk Shea.

"Shea juga akan merindukan Mommy," ucap Shea.

Ya, hari ini Shea diantar ke rumah kakek dan neneknya untuk menginap sesuai perjanjian minggu kemarin. Kebetulan ini adalah hari libur dan gadis kecil itu sangat antusias saat diajak bermain ke rumah nenek dan kakeknya.

"Daddy dan Mommy akan menjemputmu besok," ucap Axel sambil mengecup puncak kepala putrinya.

"Daddy berjanji?"

Axel mengerutkan keningnya. Mengapa putrinya berkata seperti itu? Tentu Axel pasti akan menjemputnya.

"Tentu Sayang,"

"Bye-bye, Daddy. I love you," Shea memeluk ayahnya dengan sangat erat.

Setelah itu mereka pergi meninggalkan kediaman keluarga Wills. Mereka akan menghadiri pernikahan salah satu rekan Axel sebentar dan ya, pria itu mengajak Alexa sebagai pendampingnya. Axel dan Alexa menitipkan Alyssa bersama dengan para pelayan di rumah. Alexa juga sudah menyiapkan susu yang cukup untuk Alyssa, meskipun mereka hanya pergi sebentar. Sebenarnya ia ingin membawa Alyssa, tetapi Axel mencegahnya karena takut putrinya terlalu lelah dan rewel.

"Boots itu membuat penampilanmu semakin seksi," ucap Axel sambil melirik ke arah boots hitam yang Alexa kenakan.

"Ya, boots adalah sepatu andalanku." Ucap Alexa sambil tersenyum menggoda.

"Kau tahu, aku sangat mencintaimu." Ucap Axel tiba-tiba.

"Aku tahu itu dan kau pasti tahu aku juga mencintaimu," ucap Alexa lalu mengecup pipi Axel.

"Berjanjilah untuk selalu bahagia," ucap Axel.

"Tentu, aku akan bahagia bersamamu."

"No, kau juga harus bahagia meski tidak bersamaku."

"M-maksudmu?"

Kemudian Axel tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak-tidak, aku tidak tahu apa yang aku katakan. Yang paling penting, kau harus tetap bahagia selamanya, itu pesanku. Kau tahu betul aku tidak suka melihatmu bersedih," ucap Axel.

Alexa tersenyum lembut ke arah Axel.

"Ya, aku berjanji." Ucap Alexa.

Hening sejenak. Berulang kali Alexa melirik ke arah kaca spion dalam, dilihatnya sebuah mobil hitam melaju di belakang mereka. Entah ke mana tujuan mobil itu, tetapi ia selalu berada di belakang mobil mereka.

"Axel, bukankah mobil di belakang itu mencurigakan?" ucap Alexa pada Axel.

"Aku pikir hanya aku yang merasakan itu," ucap Axel.

"Lebih cepat lagi," ucap Alexa.

Axel pun menambah kecepatan mobilnya, Alexa terus memantau pergerakan mobil di belakang mereka. Mobil itu pun ikut melaju dengan cepat seolah-olah takut tertinggal.

"Mereka mengejar kita," ucap Alexa.

"Ya,"

Dor!

"Shit!" umpat Alexa saat melihat kaca belakang mobil mereka tertembak.

"Biar aku tembak pengemudinya," ucap Alexa.

Falling In Love With A KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang