38. Surprise

7.3K 537 53
                                    

Satu bulan kemudian

Axel terbangun dan langsung berlari ke kamar mandi saat mendengar suara Alexa tengah muntah-muntah di kamar mandi. Ia mengusap-usap punggung Alexa dengan raut khawatir. Mengapa wanita itu muntah-muntah sepagi ini?

"Sayang, kau sakit?" tanya Axel.

"Entah, kepalaku berputar dan sangat mual. Sepertinya aku sedikit tidak enak badan," ucap Alexa dengan wajahnya yang pucat.

"Ayo, kubantu." Axel memapah Alexa ke ranjang. Ia menyandarkan Alexa ke kepala ranjang dan menyelimutinya hingga sebatas pinggang.

"Minumlah, Sayang." Ucap Axel sambil membantu Alexa meminum air putihnya.

Axel mengerutkan keningnya dan menempelkan punggung tangannya ke dahi Alexa.

"Kau sedikit demam." Ucap Axel.

"Aku akan meminta Johanes ke sini," lanjut Axel.

"No," cegah Alexa.

"Aku hanya tidak enak badan. Ini tidak akan berlangsung lama, jangan merepotkannya." Ucap Alexa.

"Itu sudah tugasnya sebagai dokter, Sayang. Lagipula aku membayarnya," ucap Axel.

"Ya memang benar, tetapi kau terlalu berlebihan. Kau akan merepotkannya jika sebentar-sebentar kau menghubunginya, bahkan aku terkilir saja kau ingin menghubunginya kemarin." Ucap Alexa kemudian terkekeh.

"Kau mengatakan rasa khawatirku ini berlebihan? Astaga hatiku sakit sekali," ucap Axel dramatis, Alexa pun tertawa geli.

"Bukan itu, hanya saja aku tidak membutuhkan dokter sekarang. Cukup meminum obat dan aku akan segera pulih," ucap Alexa sambil mengusap tangan Axel.

"Baiklah jika itu maumu, aku akan ambilkan obat." Ucap Axel.

Pria itu menuju sebuah meja dan membuka salah satu laci tempat obat-obatan tersimpan. Axel tersenyum kecut saat melihat kotak first aid yang juga tersimpan di sana. Ia mengingat saat-saat ia mengurung Alexa dan membiarkannya kesakitan sendiri. Padahal saat itu paha Alexa tergores pisau namun Axel hanya melemparkan kotak itu ke arah Alexa tanpa berniatan membantunya mengobati. Kejam sekali Axel pada masa itu.

Axel meraih obat demam dan membawanya kepada Alexa. Ia duduk di samping Alexa dan memberikan obat itu.

"Minumlah dahulu, akan kubuatkan sarapan setelah ini." Ucap Axel sambil membantu Alexa meminum obatnya.

"Maaf aku tidak bisa membantumu bersiap-siap pagi ini," ucap Alexa.

"Tidak apa Sayang. Lagipula aku tidak akan pergi ke kantor," ucap Axel.

Alexa mengerutkan keningnya.

"Mengapa?"

"Kau sakit, mana mungkin aku meninggalkanmu?" ucap Axel.

"No, pergilah. Kau bisa bangkrut jika membolos kerja terlalu sering." Ucap Alexa.

"Mustahil, Sayang."

"Masih ada para pelayan yang menemaniku. Kau pergi saja, okay?"

Axel mengembuskan napas pelan. Sangat sulit membantah Alexa seperti biasanya.

"Baiklah, aku akan pergi setengah hari dan kembali secepatnya." Ucap Axel.

"Itu lebih baik daripada tidak sama sekali," ucap Alexa sambil tersenyum lembut.

***

"Mommy! Shea ke sekolah dulu ya," ucap Shea yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Falling In Love With A KillerWhere stories live. Discover now