Rival O7

18.5K 2.2K 56
                                    

"Dad, Echan menang!" Haechan sangat semangat memberi piala juara pertama yang dia dapatkan tadi kepada Johnny.

Johnny tersenyum bangga dan memeluk anak kesayangannya, "wah, kamu hebat banget bear. Selamat ya sayang."

Sedari tadi wajah Haechan sangat berseri-seri, ini memang bukan piala pertamanya tapi tetap saja Haechan senang mendapatkannya. Lebih senang lagi berhasil mengalahkan Mark.

Johnny yang baru pulang dari luar kota langsung disambut pelukan dan wajah berseri Haechan. Dan saat ini Johnny tengah duduk sambil memeluk Haechan diruang tengah bersama Ten, Hendery, dan Xiaojun.

"Bear, kamu mau apa? Biar dad belikan untuk hadiah kemenangan kamu," tawar Johnny.

Haechan memegang dagunya sedang berpikir apa yang ia mau. Lalu terlintas sebuah benda yang Haechan inginkan.

"Echan pengen punya ruang musik sendiri disini, dad. Bolehkan?" sudah dari dulu keinginan Haechan punya ruang musik dirumahnya. Karna hobi Haechan adalah menyanyi, jangan salah suaranya juga sangat bagus.

"Ga ada-ga ada! Ngeribetin daddy kamu aja! Dia lagi sibuk sama cabang perusahaan diluar kotanya, jadi mana sempet nurutin kemauan kamu," sewot Ten. Ten sudah sangat kasihan dengan keadaan suaminya ini. Janggut yang muncul, lingkaran hitam dimatanya, rambut yang gondrong dan acak-acakan. Penampilan Johnny saat pulang sungguh mengerikan, apa disana Johhny tidak mengurus dirinya sendiri? Kalau begitu lebih baik Ten ikut saat Johnny pergi, biar Hendery dan Xiaojun yang datang ke lomba Haechan tadi. Tapi Johnny juga menolak dirinya ikut karna tidak mau membuat Haechan kecewa jika dirinya tidak datang.

"Mae, tadikan dad yang nawarin ke aku, kenapa mae yang sewot!"

"Gapapa sayang. Aku ga keberatan ko nurutin kemauan bear nya kita, kan aku juga yang nawarin."

Ten menghela nafasnya pelan, "terserah kamu deh."

"Mae gausah khawatir, nanti Hendery ikut bantu buat nurutin kemauan si gembu ini." Hendery mencubit pipi tembam Haechan.

"Dery, jangan terus nyubit Haechan, aku ngeri liatnya." Xiaojun takut pipi Haechan akan lepas karna sering dicubit suaminya. Kan serem nantinya.

"Aneh-aneh aja kamu."

Johhny mengusap lembut surai madu Haechan, "secepatnya ruang musik kamu bakal jadi, bear."

"Makasih. Daddy yang terbaik di dunia ini~"

"Coba ceritain waktu acara disana sampai kamu menang."

Haechan menceritakan semuanya kepada Johnny dengan semangat sampai dimana dia menang dan dapat pialanya.

Johnny kembali tersenyum bangga, "wah, emang bener-bener hebat anak daddy. Bisa ngalahin si jenius Mark Jung." Iya, Haechan juga menceritakan jika ia mengalahkan Mark.

"Atau bisa jadi Mark kalah karna ngalah buat kamu?" lanjut Johnny bermaksud menggoda anaknya.

Haechan langsung cemberut tak suka, "engga daddy engga kak Dery, sama-sama bilang gitu! Haechan ga suka usaha Haechan di gituin!"

"Oh, maaf sayang, dad ga bermaksud gitu. Tadi dad cuman pengen ngegodain kamu aja."

"Haechan tau." Setelah itu keduanya berpelukan.

"Dery~ aku ngidam pengen nasi goreng pake pisang," ucap Xiaojun dengan wajah polosnya seraya mendusel dilengan berotot milik suaminya itu. Xiaojun sedang hamil selalu mode manja, tapi sekalinya marah sangat mengerikan.

"Itu mana ada, sayang. Yang lain aja ya?" ngidam Xiaojun selalu aneh-aneh, Hendery takut anaknya nanti aneh juga.

Xiaojun menggeleng keras, "ga mau! Pengen itu! Dan kamu yang buatnya."

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang