"Sampai kapanpun kita itu rival, Mark Jung!"
* * *
Mark dan Haechan adalah rival dari sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas. Bagi Haechan, Mark adalah laki-laki yang harus ia kalahkan dalam hal apapun. Tapi bagi Mark, Haechan adalah...
4 minggu sudah terlewati, kini kehamilan Haechan memasuki 1 bulan. Ujian juga selesai dan berjalan lancar. Haechan tidak ada keluhan dengan kehamilan nya. Tapi saat 1 bulan usianya, Haechan sering mengeluh. Tanda-tanda kehamilan mulai terlihat, seperti mengalami morning sickness, mengidam, sering marah, nangis, dan akhirnya tertawa. Perutnya juga sudah tampak ada benjolan kecil.
Walaupun terus mengeluh Haechan tetap menjalaninya dengan bahagia. Haechan tidak sabar menunggu bayinya lahir. Tapi hal yang paling Haechan takutkan akan terjadi, ketakutan itu adalah mae dan daddynya yang tahu dan mengusirnya pergi. Apalagi jika kakak nya yang tahu, sudah pasti kakaknya tidak akan tinggal diam dengan mencari seluruh laki-laki yang menghamilinya dan menghajarnya habis-habisan.
Yang paling di takutinya itu Mark yang akan tahu dan menyuruhnya mengugurkan bayinya.
Tidak! Walaupun ia tidak paksa seribu kalipun, ia tetap akan mempertahankan bayinya.
Ngomong-ngomong Haechan tidak jadi tinggal di rumah Renjun, karena orangtua Renjun tidak jadi tinggal lama di sana. Makanya Haechan harus pintar menyembunyikan kehamilan nya dari mae dan daddynya.
Kelulusan sekolah Haechan besok di hari rabu, sekarang selasa. 4 minggu Haechan istirahat dari sekolahnya, kan sudah bebas tidak ada belajar lagi. Tinggal menunggu ijasah keluar dan hari kerayaan kelulusan kelas 12.
Siang ini Haechan ada di dalam kamar sambil bertukar pesan di grup, hanya ada dirinya, Jaemin, Jeno, dan Renjun.
Tiba-tiba ayam geprek terbayang-bayang. Haechan ngiler, bayinya ingin itu. Mau keluar membeli tapi sangat malas. Eh tapikan ada tiga babunya, ia suruh mereka saja.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Rusuh banget ih si Jenong! Bayi, kalo udah lahir jangan deket-dekat sama yang namanya Jung Jeno, ya," ucap Haechan kepada bayinya.
Tadi pagi Haechan sudah merasakan morning sickness nya kembali, hanya roti tawar yang masuk ke perutnya. Ten juga sempat bertanya ada apa, tapi Haechan berdalih hanya masuk angin saja.
Semoga setelah makan ayam geprek rasa mualnya hilang. Selera makannya kadang meningkatkan kadang menurun.
Sambil menunggu Haechan menarik bajunya keatas dan mengelus perutnya dengan senyuman.
Ten sedang pergi dengan teman-teman nya. Johnny seperti biasa kerja dan Haechan sendirian di rumah.
Tidak lama kemudian suara rusuh dari ketiga temannya terdengar di telinga Haechan.
"Heh, Njun! Jangan deket-dekat Nana gue dong. Nana jadi keliatan seme kalo di deket lo!" sewot Jeno.
Renjun memutar bola matanya jengah.
"Berisik! Mulut lo bau tai." Renjun membuka gagang pintu dan di dalam Haechan sedang bersandar di ranjang sambil menatap malas ketiga temannya.
"Eh bumil, ini pesanan nya." Jeno tersenyum lebar dan menghampiri Haechan.