Rival O5

19.7K 2.3K 81
                                    

Jika kemarin sabtu sekarang hari minggu. Hari yang dinanti-nanti dan disenangi hampir semua orang. Setiap orang akan melakukan bermacam kegiatan dihari libur ini, seperti di keluarga Jung yang ramai karna si anak kedua merengek-rengek karna si bungsu dibelikan ponsel baru. Dia juga kan mau.

"Dad, Jeno juga mau hp baruu!" rengek Jeno seperti anak kecil, padahal tubuh dan umurnya bukan anak kecil lagi. Bahkan yang dibawah pun tidak kecil, tapi you know lah :)

"Hp kamu masih bagus, Jeno. Punya Beomgyu kan udah rusak karna dia ceroboh jadi cepet rusak." Jaehyun menyentil dahi Beomgyu sedangkan Beomgyu hanya menyengir menggemaskan.

"Makanya kalo jalan tuh pake mata jadinya tuh hp kaga jatoh ke tangga pas lo turun," omel Jeno.

Kemarin-kemarin ponsel Beomgyu masih baru tapi ponsel baru itu rusak lagi karna Beomgyu tak sengaja menjatuhkan ponselnya ke bawah tangga. Beomgyu kaget karna cicak tiba-tiba nempel ditangannya jadi rifleks Beomgyu langsung menjatuhkan ponsel barunya. Tak heran si bungsu selalu berganti ponsel, karna dia sangat ceroboh.

"Hp Jeno juga udah pada rusak, nih liat dad." Jeno menunjukkan sedikit goresan pada layar ponselnya.

"Ga terlalu parah itu, masih bisa digunain kan?"

Walaupun Jaehyun kaya dan uangnya tidak akan langsung habis jika membelikan ponsel baru untuk Jeno, tapi Jaehyun ingin mengajarkan anaknya cara menghemat uang. Kan siapa tau, Jaehyun miskin dan kekurangan semua hal, bagaimana?

Taeyong yang baru datang langsung Jeno peluk dan gantian merengek ke mommynya.

"Mom, beliin hp baru buat Jeno~" jika Jaemin melihat tingkah Jeno saat ini, Jaemin yakin yang diposisi atas itu dia dan yang dibawah Jeno. Lihat saja, Jeno melakukan aegyo yang sangat menggemaskan–dimata Taeyong saja sebenarnya. Yang lainnya? Bergidik geli.

"Kamu sudah dewasa Jeno, jangan merengek hanya karna hp. Lagipula dad beli hp untuk Beomgyu karna hp dia mati tidak bisa hidup lagi, jadi wajar dad beli yang baru lagi."

Jeno semakin kesal karna menyalahkan dirinya yang ingin ponsel baru. Jeno melepaskan pelukan di Taeyong dan berlalu pergi menuju kamarnya di lantai atas.

Jeno marah. Itu yang mereka tahu.

"Daddy bisa kasih hp Gyu buat ka Jeno, biar hp ka Jeno buat Gyu." Beomgyu merasa tak enak hati karna Jeno ingin mempunyai ponsel baru tapi selalu ditolak daddynya.

Jaehyun tersenyum lembut dan mengecup pipi tembam Beomgyu, "it's okay baby, Hp ka Jeno masih bagus cuman sedikit goresan di layarnya, ga terlalu parah kaya hp kamu yang mati."

Beomgyu mengelap pipinya yang basah karna ciuman Jaehyun. Ayolah! Dia sudah kelas 3 SMP dan sebentar lagi akan lulus dan naik ke kelas 1 SMA. Menyebalkan sekali daddynya yang selalu menganggap dirinya masih kecil.

"Jangan cium dad! Jadi basah kan pipi, Gyu~" Jaehyun hanya tertawa karna gemas dengan anak bungsunya ini.

Beomgyu pergi meninggalkan keluarganya yang tengah bersantai diruang tamu. Ia ingin ke kamar kakaknya, masih merasa tak enak hati.

Saat Beomgyu pergi barulah muncul Sungchan yang memakan apel merah ditangannya.

"Loh? Debatnya udahan? Padahal Sungchan baru mau liat kenapa malah udahan." Sungchan cemberut dan bermanja ke Taeyong kan Jaehyun jadi iri.

Ini bapak anak empat masih aja iri-irian ke anaknya sendiri. Setiap malamkan dia suka manja-manja ke Taeyong, masih kurang ternyata bapak anak empat ini.

"Minggir kamu, gantian dad yang manja-manja ke mommy."

"NGGA! Dad kan setiap malam manja ke mom, sekarang gantian anak-anaknya yang manja-manja." Sungchan memeletkan lidahnya ke Jaehyun.

"Mau jual anak aja lah," gumam Jaehyun yang baru sadar kalau mempunyai anak banyak tidak banyak kesempatan untuk bermesraan dengan istrinya.

* * *

Beda lagi dengan keluarga Seo yang tengah berbahagia karna kehadiran cucu dan ponakan baru untuk Johnny Ten, dan ponakan baru untuk Haechan.

"Ko perutnya kak Dejun belum gede, mae?" Dejun adalah nama panggilan Xiaojun.

Ten memutar bola matanya dan mencubit lengan Haechan. Gemas dia tuh!

"Lo bego banget si! Kan Dejun baru hamil jadi masih kecil lah!" sekarang Ten menjitak Haechan. Nahkan bahasa aslinya Ten keluar.

Johnny hanya menggeleng melihat ibu anak dua itu, "Ten! Sama anak sendiri ko gitu."

Ten menatap malas Johnny yang selalu membela anak kesayangannya ini. Ngga dikasih jatah sebulan baru tau rasa tuh si Johnny, pikir Ten.

"Daddy~ mae galak banget, cari istri baru yuk!" Haechan duduk dipangkuan Johnny dan memeluk lehernya.

Itukan posisi favorit gue, batin Ten.

"Boleh bear, tapi mae kamu diizinin ga kalo sama daddy madu?" Johnny melirik Ten yang tidak ada tanda-tanda ia akan marah.

"Tenang sayang, aku ga bakal marah ko asal black card setiap hari kasih ke aku. Gimana? Seimbangkan, kamu dapet istri baru aku juga dapet banyak black card." Ten tersenyum manis sampai menyipit matanya.

"BENER! Daddy boleh punya istri baru asal kasih Echan black card juga."

Anak sama emak sama kelakuan nya. Matre :)

"Mendingan ga jadi punya istri baru kalo gitu." Johnny tersenyum pasrah.

"Oh iya dad mae. Nanti senin kalian datang ya ke lomba lari disekolah, Echan. Dijamin Echan bakal dapet juara satu!" semangat Haechan.

"Mark ikut, dek?" tanya Hendery yang dari tadi diam seperti patung. Hendery kenal Mark karna pernah bertemu beberapa kali, ingat jika keluarga Seo dan Jung berteman?

Haechan mengangguk malas.

"Kamu pasti kalah, dek." Hendery tersenyum menyebalkan.

"HAECHAN PASTI MENANG! Kalo Haechan menang, kak Dery harus nurutin apa yang Haechan mau!" yakin Haechan jika ia yang akan menang nanti.

"Oke!"

"Pokoknya gue harus menang kali ini! Kalo si Mark kalah dari gue, bakal gue ejek abis-abisan."

Tawa jahat Haechan keluar membuat Ten memukul lengan Haechan kencang.

"Berisik anak dajjal!"

Parah si Ten anak sendiri disebut anak dajjal. Emak durhaka gini nih, eh?

Tbc.

Gajelas ya? Maafin v_v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gajelas ya? Maafin v_v

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang