Rival 45

18.9K 1.6K 32
                                    

Senin tiba yang berarti hari ini Haechan datang ke kampus. Tidak hanya Haechan yang masuk, tapi para maba lainnya juga datang.

Sebelum mulai kegiatan sebagai mahasiswa, para maba akan melakukan ospek terlebih dahulu.

Dan saat ini Haechan serta para maba lainnya tengah berkumpul di lapangan kampus, dengan para senior yang membimbing ospek berlangsung.

Terik matahari sangat menyengat kulit mereka, di tambah senior yang galak, semakin membuat kepala pusing.

"JANGAN LEMAH, CUMAN LAKUIN KEGIATAN OSPEK AJA PADA NGELUH!" ucap senior bernama Kang Seulgi.

Maba lainnya langsung diam tidak berani bergerak, rasanya bernafas saja seperti akan di hukum. Para senior sangat galak membuat mereka ketakutan.

"Jangan terlalu galak, Seulgi. Tuh liat, pada ketakutan," ucap Mark. Ah, disini Mark yang memimpin karna dia ketua BEM disini.

"Biarin, Mark. Susah di atur ntar mereka kalo ga di giniin."

Seulgi dan Mark sedang berbicara ada Haechan yang terus mengumpat karna terlalu lama berdiri dan panas matahari sangat menyengat.

Haechan berangkat bersama Jeno, tadinya Mark menawari berangkat bersama tapi Haechan menolak nya. Haechan tidak mau datang bersama Mark, karna ia tidak mau terlihat kenal dan dekat dengan Mark.

Jeno berada di belakang Haechan, ia jadi khawatir sama Haechan yang ikut ospek saat tengah hamil. Apalagi cuaca sangat panas dan mereka terus berdiri tanpa minum sedikitpun.

"Istirahat aja lah, Chan. Gue minta izin ke abang."

"Ga, ga usah. Kalo gue istirahat orang-orang pasti ngejek gue cowok lemah."

Haechan sebenarnya sudah tidak kuat lagi. Keringat terus mengalir dari wajah turun ke leher. Ia juga haus dan lapar, pagi tadi hanya makan roti dan susu.

"Ga usah dengerin apa yang mereka omongin, inget lo lagi hami," bisik Jeno.

Haechan juga sangat mengkhawatirkan bayinya, tapi ego nya sangat tinggi.

"Ga mau! Gue pengen tetep ikut ospek ini."

"Chan, jangan egois lah, pikirin bayi lo!"

"Gue kuat, jad..."

"ITU YANG NGOBROL TERUS MAJU KE DEPAN!" teriak Seulgi.

Mark melihat kemana Seulgi berteriak ke Haechan dan Jeno. Mark khawatir melihat keadaan Haechan, ia tidak bisa menolongnya karna takut para maba dan teman-teman nya bertanya-tanya dan menganggapnya pilih kasih, di saat maba lainnya jalani ospek tapi Haechan tidak.

Kemudian Haechan dan Jeno berjalan ke depan, Seulgi terus memaksa untuk maju ke depan.

"Berani banget kalian ngobrol pas senior lagi ngejelasin kegiatan ospek nanti," ketus Seulgi.

Jeno dan Haechan hanya diam menunduk. Seulgi jadi kesal karna di acuhkan junior nya.

"JAWAB!"

Haechan tersentak kaget, Mark jadi makin khawatir.

"Sudah, biarkan saja. Jangan terlalu keras pada maba, kasihan."

Mark di mata para maba sangat keren, tampan, dan baik hati. Iyalah, Mark selalu membela maba kalau ada yang melakukan kesalahan, dan tidak membentak maba.

"Ga bisa! Gue paling ga suka sama maba yang begini." Seulgi menatap sinis Jeno dan Haechan.

"Sekarang lo berdua push up 20 kali, cepet!"

"Jangan gila, Seulgi! Mereka berdua pasti lelah terus-terusan berdiri di saat cuaca sangat panas!" Mark tidak bisa diam saja.

"Kenapa? Mereka berdua cowok, pasti kuat dong cuman kaya gini doang mah."

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang