Rival 14

18K 2.1K 78
                                    

Pagi ini Ten sudah ada di dapur untuk melakukan tugasnya sebagai babu. Iya, babu keluarga :)

Ten sedang malas jadi hanya memasak nasi goreng dan segelas kopi untuk suami, susu untuk anak, dan teh untuk dirinya. Lalu dirasa sudah beres semua kaki Ten melangkah menuju kamar anaknya yang masih belum bangun padahal sudah jam tengah tujuh.

Tidak biasanya Haechan bangun jam segitu. Dia selalu bangun jam tengah enam, jadi Ten tidak terlalu sering membangunkan.

Ten membuka pintu yang tidak dikunci, kemudian menghampiri Haechan yang menyelimuti dirinya sampai kepala.

"Bangun, udah jam segini, ga mau sekolah emang?" Ten meraih selimut dikepala Haechan.

"Eungh... Aku ga sekolah dulu, mae." Haechan bangun sambil mengucek matanya.

"Kenapa? Kamu sakit?" Ten menempelkan tangan nya ke dahi Haechan, "ga panas tuh."

"Aku emang ga demam, tapi kepala aku sedikit pusing mae."

"Ngga! Ga ada kata ga sekolah dulu, kamu masih sehat, belum koma jadi masuk sekolah!" Ten sama seperti ibu-ibu lain, kalau anaknya masih mampu berjalan dan belum koma harus tetap sekolah. Pusing sedikit masih bisa ditahan.

Seperti mama saya :)

"Bodo! Pokoknya aku ga mau masuk sekolah!" Haechan kembali tiduran dan membelakangi Ten.

"Anak ini ya! Kamu harus sekolah, ga mikirin emang daddy kamu kerja dari pagi sampai lembur tapi kamu nya malas-malasan masuk sekolah!"

"Ah mae lebay. Aku juga kan jarang ga masuk, kan setiap hari selalu masuk terus." Benar apa yang Haechan ucap.

Ten menghela nafas, percuma mau melawan karna itu benar.

"Terserah deh." Ten berbalik berjalan ke pintu, "jangan lupa minum obat, mae sekarang ga dirumah karna ikut daddy ke kantor."

Sontak Haechan bangun dan cepat menyusul Ten.

"Mae, aku pengen ikut. Ga mau dirumah sendiri, sepi banget." Haechan mengekor dibelakang Ten dengan masih piyam beruangnya.

"Dirumah aja! Katanya kamu pusing, banyakin istirahat aja."

Saat Ten sampai di ruang makan dan sudah ada Johnny; sudah di bangunkan saat Ten bangun.

"Besok coba masak waffle, sayang. Kangen masakan mama di Chicago," pinta Johnny disaat Ten menaruh sepiring nasi goreng kepadanya.

"Boleh. Asal uang jajan aku ditambah." Tidak ada yang gratis di dunia ini.

"Black card aku masih belum cukup juga? Ditambah uang bulanan yang jumlahnya banyak." Johnny heran kenapa bisa punya istri yang sangat suka duit. Dulu semasa mereka pacaran tidak seperti ini. Tapi tidak apa-apa, asal jatah selalu ada.

"Masih ada. Tapikan ini bayaran aku bikinin kamu waffle nanti. Ga ada yang gratis di dunia ini ya sayangku~" Ten melumat sebentar bibir Johnny.

"Bentar banget, lagi dong," pinta Johnny.

"Tolong disini masih ada anak di bawah umur, jangan sebar-sebar 18+," ucap Haechan yang di lupakan oleh sepasang suami istri itu.

"Loh bear, kamu ko ga pake seragam sekolah?"

Haechan mulai berakting menunjukkan wajah lemasnya dan memegang pelipisnya, "aku pusing, dad, jadi ga masuk sekolah."

Johnny panik dan menghampiri Haechan.

"Udah minum obat? Atau mau kerumah sakit aja?" Johnny tidak mau anak kesayangannya sedikitpun merasa sakit.

"Plis, John jangan lebay gitu. Haechan cuman minum obat juga udah ilang pusingnya."

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang