Rival 40

20.8K 1.7K 99
                                    

Paginya Haechan terbangun lebih dulu. Haechan merasa ada beban berat yang menimpa di perutnya, dengan cepat ia buka selimut dan melihat sebuah tangan seseorang memeluk perutnya.

Posisi Haechan yang membelakangi langsung membalikan badannya dan terpampanglah wajah tampan Mark yang masih tertidur.

Mau berteriak tapi tidak jadi saat ingat jika ia sudah menikah dengan Mark. Wajah Mark sangat dekat dengan wajahnya. Nafas hangat dari hidung Mark menerpa wajahnya halus.

Haechan merona malu karna baru kali ini tidur dengan orang lain selain anggota keluarga dan Renjun. Bahkan, Jaemin dan Jeno tidak pernah tidur bersama dengannya.

Haechan ingin melepas tangan Mark yang memeluknya secara perlahan, tapi pergerakan Mark membuat jantungnya hampir melompat. Terserah mau di bilang lebay, Haechan tidak peduli.

Mau mencoba lagi, tapi Mark sudah mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang dan pelukan di perutnya pun terlepas.

Haechan menhela nafas leganya, kemudian bangun dari ranjang. Tidak sengaja matanya melihat ke milik Mark yang tidak tertutupi selimut. Selimutnya melorot ke bawah lantai.

Ereksi pagi Mark bangun. Haechan terdiam kaku di tempat dengan mata terpaku melihat ke sana.

Besar sekali, pikirnya.

"I-itu yang pernah masuk ke dalam gue?" Haechan bergidik ngeri, lalu mendekat ke Mark yang masih tertidur pulas.

Setelah di dekat Mark, Haechan lebih lelusa menatap milik Mark yang terbangun. Rasa keingin tahuan betapa besarnya milik Mark membuat Haechan ingin melepas boxer miliknya.

Eh tunggu, miliknya?

MILIKNYA?

Haechan melihat baju dan boxer yang semuanya punya nya. Seenaknya saja Mark memakai baju dirinya!

Haecha baru sadar kalau ia sudah tidak memakai tuxedo lagi, sudah di ganti dengan baju tidur.

Jangan bilang Mark yang menggantikan bajunya?! Tidak bisa Haechan biarkan!

"Mark, bangun lo!" Haechan menendang kaki Mark.

Mark tersentak kaget dan membuka kedua matanya, lalu bangun cepat.

"Ya?" Mark masih mengumpulkan nyawanya.

"Lo yang ganti baju gue kan? Ngaku lo!"

Mark diam dengan menatap Haechan lurus, Haechan yang kesal mendorong Mark terbaring kembali dan Haechan duduk di perut Mark, setelahnya menjambak surai hitam Mark.

"Sialan, dasar cabul! Lo pasti nyari kesempatan pas gantiin gue baju kan?!"

"Aduh, Haechan lepaskan." Mark berusaha melepaskan jambakan Haechan yang sangat kuat. Kelamaan kepala Mark jadi pusing.

"Berhenti, saya bilang!" tegas Mark dan berhasil melepas jambakan itu.

Kedua tangan nya menahan masing-masing tangan Haechan, sedangkan Haechan menatap Mark marah dengan dadanya yang naik turun cepat.

"Dengar, saya tidak menyentuh kamu seincipun. Saya hanya mengganti sampai selesai, tidak lebih."

Jangan bilang Haechan jika ia sempat menyentuh miliknya, walaupun sebentar.

Haechan bisa mudah marah hanya hal sepele, itu karna hormon dari kehamilan nya. Contohnya sekarang ini.

"Awas kalo bohong! Punya lo gue potong-potong entar." Dengan sengaja Haechan duduk di atas milik Mark yang masih ereksi, lalu menyenggol nya sengaja.

"Ahh."

Mark menutup matanya sambil mendesah pelan. Bokong bulat sialan, pikirnya.

"Cih, gitu aja langsung ngedesah." Haechan turun dari tubuh Mark dan berjalan masuk ke kamar mandi.

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang