Rival 30 M

30.2K 1.9K 116
                                    

Makasih 30 vote dan 20 komentarnya
Sya kira ga bakal nyampe T^T

HAPPY READING!

"Bersiaplah menjadi milik saya seutuhnya, Haechan," bisik Mark dengan suara rendah tapi sangat seksi.

Mark bangkit dan menggendong Haechan seperti karung beras. Haechan memukul punggung Mark kencang, kakinya juga tidak bisa diam. Mark yang kesal menepuk pantat Haechan keras. Mark tidak mungkin melakukan itu di sofa. Ia ingin di kamarnya.

Plak.

"Ahh." Haechan melolot dan semakin memukul punggung Mark yang tidak terasa sakit sekali.

Setelah di dalam kamarnya, Mark langsung melempar tubuh Haechan ke ranjang. Haechan bangun dan mendorong bahu Mark kencang. Haechan sungguh ketakutan pada Mark. Haechan berlari ke pintu.

Haechan hampir membukanya tapi Mark gerak cepat dengan mengunci pintu nya dan melemparkan kuncinya ke luar jendela. Tidak mungkin Haechan meloncat dari lantai 10 ke bawah untuk ambil kunci. Yang ada nyawanya melayang.

Posisi Haechan masih menghadap pintu sedangkan Mark di belakangnya. Tangan bergertar Haechan di pegang Mark sensual.

"Turuti saya, dan kamu akan menikmati nya, Haechan." Mark sudah hilang akal karna putus asa bagaimana lagi bertemu Haechan dan menjelaskan kesalah pahaman, di tambah Mark sedang cemburu. Mark tidak memikirkan Haechan akan membencinya, yang ia pikirkan adalah bagaimana Haechan bisa menjadi miliknya.

Haechan membalikan badannya dan menatap marah ke Mark.

"Lepasin gue! Kalo mau begini sama cewek lo aja, sana! Jangan sama gue berengsek!" Haechan memang takut tapi ia tidak mau menyerah lepas dari Mark.

Mata Mark memancarkan nafsu yang besar. Lalu tangan Mark mendorong Haechan agar mendekat padanya dan memeluk pinggang Haechan kuat.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Mark mencium bibir Haechan lagi. Haechan tentunya menolak, ia memang sudah mencintai Mark tapi jika Haechan di perilakuan seperti ini, maka rasa cinta itu akan berubah menjadi kebencian.

Mark semakin menjadi. Selain mencium, melumat, menghisap bibir Haechan. Tangan Mark menyelusup ke baju seragam Haechan.

Haechan memang masih memakai seragam sekolahnya, karna sehabis pulang sekolah ia langsung pergi ke mall bersama Hyunjin.

Tangan Mark mengusap punggung telanjang Haechan sangat pelan tapi sensual. Mark memasukan lidahnya setelah mengigit bibir bawah Haechan lagi.

"Mphh." Tenaga Haechan melemah saat tangan Mark meremas bokong nya. Ciuman Mark turun ke leher Haechan dan menggigit kecil, menjilat, lalu menghisapnya kuat.

"L-lepasin," lirih Haechan. Kakinya seperti jelly tidak mampu menopang berat tubuhnya lagi, jikalau Mark tidak memeluk pinggang ramping Haechan.

Mark melepas hisapan nya di leher Haechan. Nafas Mark semakin berhembus kasar, ia menggendong Haechan bridal style.

Kembali tubuh Haechan di lemparkan ke ranjang. Mark sangat cepat mengambil sebuah dasi di lemari dan mengikat ke kedua tangan Haechan kuat. Haechan sudah tidak bisa meronta lagi, kaki dan seluruh tubuhnya lemas.

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang