Rival 27

16.2K 1.8K 195
                                    

"Pagi mbul~" sapa Jeno sambil senyum.

Haechan hanya melirik sebentar lalu menjatuhkan kepalanya diatas meja.

"Kenapa si? Lemes amat bawaan nya. Semangat dong!"

"Berisik Jenong!" sentak Haechan.

Jeno mengernyitkan alisanya.

"Lo kenapa si? Lagi pms bukan?"

Plak

Kepala Jeno sama Haechan geplak. Enak saja bilang dirinya sedang pms. Haechan masih cowok tulen walau ada di posisi bawah.

"Diem lah. Jangan mancing emosi gua, lagi badmood nih."

"Idih, sok-sokan badmood lo! Paling ada makanan gratis langsung happy lagi."

"Gue mau bolos ah." Haechan berdiri dan berniat berjalan, namun Jeno menahan dirinya.

"Bolos kemana lo, mbul? Harus rajin masuk, bentar lagi ujian."

Haechan memutar bola mata dan berdecak sebal.

"Gue bolos jam pelajaran pertama doang nyet! Ngga sampe pulang ini."

Jeno meneguk ludahnya. Kenapa pagi ini Haechan terlihat seram ya?

"Bolos kemana? Ke rooftop atau cafe? Atau warung?"

"Uks. Nanti bilang ke pak Namjoon gue ke uks karna pusing, bye." Kim Namjoon, guru matematika.

Haechan berlalu pergi dan Jeno menghela nafasnya. Sikap Haechan saat ini apa ada hubungannya dengan kemarin?

Tidak lama bel masuk berbunyi nyaring.

* * *

"

Chan, ayo istirahat. Masa lo mau di uks aja," ucap Jeno. Setelah bel istirahat Jeno langsung menghampiri Haechan yang tiduran sambil bermain game pou.

"Malas jalan gue. Gendong dong Jen," pinta Haechan menyudahi mengurus anak online nya; pou.

You know pou? Itu loh yang hidupnya enak banget, cuman tidur, makan, mandi, main. Ciri-ciri beban keluarga tuh, haha.

"Gue mendingan gendong Nana sayang, daripada gendong lo, gembul."

Haechan memanyunkan bibirnya lalu beranjak dari ranjang. Perutnya lapar, mau tidak mau ia harus pergi ke kantin.

"Ayo lah cepet, udah lapar gue."

"Si anjir, tadi aja nolak terus sekarang ngeburu-buru gue. Kalo bukan kesayangan abang gue, udah gue jual ke perlelangan manusia lo!" Jeno menyusul Haechan sambil menggerutu.

Sampailah Jeno dan Haechan di kantin. Jaemin dan Renjun sudah ada dan menyisakan dua kursi untuk Haechan dan Jeno.

"Gue duduk, lo ambilin makanan gue." Tanpa menunggu protesan Jeno, Haechan berlari kecil ke Jaemin dan Renjun.

"Hi bitch," sapanya.

"Mulut lo! Mau gue sambelin hah?!" Jaemin ambil satu sendok penuh sambel dan mengarahkan nya ke Haechan.

"Ampun nyonya, saya tidak akan melakukan nya lagi."  Haechan membungkuk berulang kali. Jaemin dan Renjun jadi malu, karna beberapa siswa atau siswi melihat kearah sini.

"Udah diem, jangan malu-maluin ah. Tuh liat, pada ngeliat kesini gara-gara lo!" galak Renjun.

Haechan menurut dan duduk di samping Renjun. Kursi di samping Jaemin? Tentu saja untuk kekasih tercinta nya.

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang