Chapter 70 Perang Besar (4)

285 34 3
                                    

"Oh, sudah ada yang sampai rupanya."

"Ya, aku ingin cepat kebagian akhir, jadi mari kita bersenang-senang Kokushibou."
.
.
.
.
.
Terlihat Giyuu yang masih terdiam dengan ekspresi amarahnya sambil terus menatap tajam ke arah Akaza. Tanjirou yang tidak jauh dari mereka berdua, ia melihat tanda pemburu iblis di wajah Giyuu.

Giyuu langsung menyerang ke arah Akaza menggunakan teknik pernafasan nya berkali-kali, serangan tersebut membuahkan hasil tapi luka tersebut bisa beregenerasi lagi dengan cepat.

"Tandanya muncul... Kecepatan nya.."batin Akaza.

"Meningkat!"batin Tanjirou.

Giyuu terus menyerang Akaza begitu cepat seperti ia tidak mau mangsanya lepas dari hadapannya. Sekarang Giyuu sudah berada di depan wajah Akaza untuk menyerang dengan pernafasan air jurus ke empat yaitu tebasan bergelombang, serangan nya membelah tangannya tapi terus saja beregenerasi membuat Giyuu terkejut. Tidak berhenti disitu saja mereka berdua terus saling menyerang dengan cepat dan bertubi-tubi.

Tanjirou yang melihatnya gelisah, keringat terus menerus bercucuran, kedua tangannya yang memegang katananya dengan erat terus saja bergetar, dan pikirannya pun berkecamuk.

"Tenanglah..."

"Eh?"ucap Tanjirou.

"Lihat ke kiri.. meong~"

Tanjirou langsung melihat ke kiri. Terlihat seorang laki-laki bertelinga kucing dan berekor di hadapannya sambil bergaya dan berkata meong~

 Terlihat seorang laki-laki bertelinga kucing dan berekor di hadapannya sambil bergaya dan berkata meong~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rineko-kun!?"ucap Tanjirou.

"Ha'i"ucap Rineko.

"Aku akan membantu mu walupun taruhannya nyawa ku sendiri. Jadi tenanglah, berpikir, jangan panik."ucapnya lagi.

"Ha'i"ucap Tanjirou.

"Apakah kau sudah tenang?"ucap Rineko.

"Ha'i, Arigatou Rineko-kun"ucap Tanjirou.

"Kalau begitu aku akan mulai dari sini dan memberimu pertanyaan. Kenapa serangan Akaza bisa begitu akurat seperti magnet? Kenapa dia bisa bereaksi terhadap serangan yang datang dari belakang atau dari titik butanya? Coba ingat kata-kata yang diucapkan oleh Akaza."ucap Rineko.

"Semangat tempur mu lumayan terasah. Kamu mulai mendekati tempat tertinggi." Kata-kata itulah yang sekarang terlintas dipikiran Tanjirou.

Kedua bola mata Tanjirou membesar dan dia mulai berpikir dengan serius. Rineko yang melihat teman dari nona nya tersenyum setelah itu dia mulai berbicara kembali.

"Akaza sering mengunakan kata 'semangat tempur' selama dia bertarung. Coba ingat kata-kata Akaza saat dia bertarung dengan Rengoku di Mugen Train."ucap Rineko.

"Apa arti 'semangat tempur' bagi Akaza? Apakah dia bisa merasakan sesuatu dengan 'semangat tempur' dari dalam dirinya?"ucapnya lagi.

Kimetsu No Yaiba : Ishimoto no bōkenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang