Chapter 4 Gunung Natagomo (2)

2.3K 276 1
                                    

Himeko dan laki-laki itu masih saja melawan mayat-mayat hidup itu, saat ini hanya tertinggal empat mayat yang memiliki katana untuk menyerang.

Himeko menarik nafas dalam-dalam, mengacungkan katanya miliknya ke arah depan, dan mengingat kembali saat dia melawan 2 oni di sana.

Salah satu mayat menyerang dengan gerakan cepat di belakang, beruntung Himeko dapat menangkis dengan cepat. Tapi tidak dengan mayat lain yang mulai menyerang dari arah depan. Himeko menoleh ke depan, sebuah katana yang siap membelah tubuhnya tapi dengan gerakan cepat Himeko berjongkok dan sedikit bergeser ke samping kanan sehingga serangan itu tidak mengenainya namun mengenai mayat yang ada di belakang Himeko tadi.

Napas Himeko sekarang terengah-engah dan cipratan darah mayat itu mengenai wajah dan bajunya dan juga air keringat yang sudah bercucuran sendari tadi.

Himeko menghela nafas berat, dengan sisa tenaga dan kakinya yang mulai roboh, dia berusaha untuk memotong benang di belakang panggung mayat itu. Walau sisa tenaga dan kakinya ingin mulai roboh, tapi benang-benang berhasil dipotongnya.

Tapi tiba-tiba saja satu mayat itu kembali hidup dan mengacungkan katananya ke arah Himeko. Mayat itu datang dari arah depan, dengan gerakan cepat laki-laki itu berhasil memotong benang di belakang panggung mayat itu.

Himeko menarik nafas sedalam dalamnya karena sudah nafasnya sudah terengah-engah.

Saat Himeko ingin pergi dan berjalan mengarah laki-laki itu, 6 mayat yang berhasil mereka kalahkan hidup kembali dengan katana yang sudah berlumuran darah. Mayat itu dengan cepatnya berlari mengarah mereka berdua dari depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri secara bersamaan.

Himeko kaget, tidak tahu mau menyerang yang mana dulu dan sekarang pun tubuhnya tidak bisa menahan lagi dia ingin merobohkan kakinya.

Tapi Himeko tidak pasrah, dia tetap berdiri. Tangannya kini sudah siap menggenggam katananya kuat-kuat ke arah depan, untuk memotong benang-benang yang ada di mayat itu.

Saat ingin menebas benang-benang yang ada di punggung mayat itu, tiba-tiba saja mayat itu ambruk dengan sendirinya dan benang-benang yang ada di punggung mayat itu hilang bagaikan di telan bumi.

Himeko sekarang bertanya tanya pada dirinya, bagaimana bisa benang-benang itu hilang dengan sendirinya? Dan mayat-mayat itu pun ambruk dengan sendirinya?

Himeko melihat ke laki-laki itu, laki-laki itu tidak kaget melainkan diam dan mendongakkan kepalanya ke atas. Himeko pun mengikuti apa yang di lakukan laki-laki itu, tapi setelah mendongakkan kepalanya ke atas nihil tidak ada apa-apa.

"Oni yang mengendalikan mereka sudah mati."ucap laki-laki itu.

"Ah! Mungkin yang mengalahkan mereka Tanjirou-kun dan si Babi itu!" ucap laki-laki itu lagi.

Himeko mendengar kan ucapan laki-laki itu sambil duduk karena tenaganya sudah terkuras habis.

Kemudian Himeko memandang sekeliling untuk mencari Tanjirou dan temannya.

"Hey! Sekarang Tanjirou-kun ada dimana?"ucap Himeko sambil menetralkan nafasnya.

"Aku tidak tahu dia ada di mana? Tapi tadi yang aku lihat dia pergi ke arah Timur, dan ngomong-ngomong Arigatou gozaimasuta kamu sudah menolong ku."ucap laki-laki itu.

"Doita."ucap Himeko.

("Doita" : sama-sama)

"Tapi kenapa Tanjirou-kun pergi ke arah Timur?"tanya Himeko lagi.

"Seperti nya dia akan bertemu dengan oni 12 Rembulan."ucap laki-laki itu.

"Kenapa kamu tidak kesana sekarang dan menolong Tanjirou-kun?"ucap Himeko.

Kimetsu No Yaiba : Ishimoto no bōkenМесто, где живут истории. Откройте их для себя