BAB (1) KETOS SMEA

2.1K 230 4
                                    

Dia salah satu kertas kosong yang menggetarkan pena ku untuk merangkai kisah bersamanya


●●○●●


Lapangan STM yang sangat luas itu terisi penuh para murid yang berbaris rapih selayaknya upacara bendera. Padahal upacara bendera sudah selesai lima belas menit yang lalu. Tetapi mereka tak menunjukkan tanda-tanda akan membubarkan barisan.

Sederet siswa berbaris di jajaran terdepan. Delapan orang siswa itu berdiri tegap berhadapan langsung dengan matahari yang mulai naik ke permukaan. Situasi yang sering kita jumpai di sekolah yaitu hukuman. Mungkin itu juga yang saat ini mereka rasakan, dihukum berjamaah selepas upacara.

Seorang guru laki-laki berjalan mondar-mandir di depan para murid tersebut. Sesekali dia diam menatap tajam delapan siswa yang berdiri di garda terdepan. Guru yang masih cukup muda tapu belum menikah itu terlihat frustasi menghadapi murid langganannya. Sepertinya mereka akan rugi besar jika absen bermasalah lalu membuat pusing guru BK.

"Siapa yang bertanggung jawab disini?"

Satu pertanyaan dari sang guru dengan nada suara yang sangat tegas. Sudah ditebak jika guru tersebut termasuk ke dalam jajaran guru BK yang cukup galak.

Tiga orang yang berdiri di tengah mengangkat tangan mereka tanpa ragu. Ketiganya sudah terkenal seantero STM, bagaimana tidak jika mereka menjabat sebagai pemimpin STM, di bidang yang berbeda.

"Saya, Naufal Abizar Syafiqry sebagai Ketua Osis yang bertanggung jawab disini."

Murid yang berdiri di deret tengah kanan membuka suaranya. Wajah murid yang bernama Naufal itu sangat manis apalagi saat dia tersenyum. Tubuhnya tinggi namun sedikit kurus. Ketos STM yang sekarang sudah tobat menjadi penakluk hati wanita dan fokus mengejar satu siswi SMEA.

"Saya, Haidar Aditya Alfarizki sebagai Ketua MPK juga bertanggung jawab disini."

Murid yang berdiri di deret tengah bagian kiri ikut menimpali ucapan Naufal. Akang Bandung yang wajahnya asli lokal seratus persen. Keturunan Sunda original, makanya lebih nyaman di panggil akang daripada abang. Orangnya humoris dan juga mudah bergaul. Kadang kala suka lupa kalau masih punya urat malu yang jatuhnya suka malu-maluin.

"Saya Kingsley Marvela Cakrabuana yang bertanggung jawab penuh disini! Sebagai Leader dari Cakrabuana!"

Murid yang berdiri di tengah delapan orang itu mengeluarkan suara dengan nada tegasnya. Dia lah sang bintang utama STM, pillar Cakravela sekaligus pengendali semua hal yang ada di STM Cakrabuana. Wajahnya datar tanpa ekspresi namun ketampanannya tak pernah luntur barang sekali. Membuat beberapa siswi STM yang berdiri panas-panasan semangat kembali setiap melihat wajahnya.

Guru BK tersebut berdiri berkacak pinggang dengan gelengan kepala tak habis pikir. Apakah ini resikonya menjadi guru BK di STM? Perasaan di sekolah lain guru BK nya tak semenderita dia. Ditambah dia selalu menjadi bual-bualan anak STM perihal status nya yang masih melajang.

"Naufal---Haidar, kalian sadar jika kalian itu panutan semua murid? Tapi kenapa masih saja ikut membuat masalah dengan Marvel? Dan kamu juga Marvel! Jangan mentang-mentang anak pemilik yayasan jadi bisa seenaknya!" Kata Pak Asep yang heran sekaligus jengah dengan kebiasaan buruk murid-muridnya.

"Siap izin menjawab! Bukan kami yang mengajak tawuran duluan. Melainkan sekolah lain yang selalu memancing keributan," jawab Haidar tegas, dia tak terima Marvel di cap seenaknya oleh pak Asep.

Padahal kebenarannya mereka sama sekali tak pernah mencari masalah di luar sana. Justru Marvel, orang yang mungkin di pandang pembawa onar itu sama sekali tak suka membuat masalah atau kericuhan. Haruskah Haidar mengatakan kepada pak Asep untuk tak men judge Marvel begitu saja?

STM vs SMEAWhere stories live. Discover now