BAB (35) PROBLEM in the PARTY

557 120 28
                                    

Kita tak seharusnya terlibat dalam suatu hubungan!

●●○●●

Satu lembar surat berlogo Rumah Sakit tergeletak di atas meja belajar. Surat tagihan biaya Rumah Sakit untuk bulan sekarang sudah Marvel dapatkan. Namun akhir-akhir ini keuangannya sangat sulit setelah mengandalkan penghasilan dari bengkel saja. Dia sudah tak bekerja di kafe, club, mengantar koran ataupun menjadi kurir. Arya memaksa dia berhenti sampai mendatangi langsung pemilik kafe dan yang lainnya agar memecatnya.

Banyak hal sulit yang dialami Marvel, bahkan sudah tiga bulan biaya Rumah Sakit Yunita harus dibantu keluarga Chivalry. Marvel berhutang budi cukup besar pada salah satu keluarganya yang sangat baik itu, berbeda dengan keluarganya yang lain yang sama saja seperti nenek dan Arya Cakrabuana---sama kejamnya. Tetapi jika terus-terusan membebankan tante Anisa, Marvel juga merasa tak enak. Mereka pasti memiliki kebutuhan lain, tidak seharusnya dia ikut membebankan hal ini kepada mereka meskipun masih berstatus keluarga. Maka dari itu dia berusaha memutar otak untuk mencari uang agar bulan ini Marvel bisa membayar sendiri dengan uangnya.

Tangannya bergerak mencari kontak seseorang di dalam hp. Malam ini, rencananya Marvel akan pergi ke sirkuit untuk mengikuti balapan motor. Bukan tanpa sebab dia mau mengikuti pertandingan kali ini, alasannya apalagi jika bukan karena butuh uang. Hadiah yang ditawarkan dari pertandingan sangat menggiurkan dan sepertinya cukup untuk membayar tagihan Rumah Sakit mama nya jika Marvel menang.

Setelah terdengar panggilan tersambung, Marvel menempelkan hp ke telinga sebelah kiri menunggu seseorang di sebrang sana menjawab. Dia duduk di atas kasur sambil menyenderkan punggungnya ke tembok.

'Hallo Vel, aya naon?'

'Lo dimana Na? Malam ini jadi kan?'

'Jadi apa?'

Marvel melirik sebentar layar hpnya yang menampilkan kontak Naufal. Dia tak salah menghubungi tetapi sepertinya Naufal sudah lupa dengan janjinya.

'Nemenin gue ke sirkuit! Lo emang dimana sekarang?'

'Ooooooiya gue lupa Vel. Ini gue sama anak-anak kecuali Haidar sama Raden lagi di acaranya si Salsa. Cuman lo doang yang gak datang nih, Anton sama ketua yang lain nanyain.'

Pantas saja Marvel mendengar suara yang cukup ramai ditelpon Naufal. Ternyata teman-temannya datang ke acara itu, Marvel kira hanya beberapa orang saja. Untuk Haidar dan Raden, Marvel mengerti jika dua temannya itu enggan bertemu satu sama lain di luar sekolah. Masalah diantara mereka cukup besar namun Marvel tak mau ikut campur terlalu dalam. Cukup diberi nasihat dan masukkan saja, tetapi kali ini mereka berdua belum juga mendapat titik terang seperti masalah biasa yang sering terjadi. Mungkin lain kali Marvel akan bicara empat mata dengan keduanya.

'Bilangin aja gue sibuk!'

'Kalau lo mau datang, acara intinya belum mulai kok, sekalian kita otw ke sirkuitnya barengan dari sini.'

'Kita janjian di jalan aja! Gue malas ke acara gituan.'

'Okedeh sekarepmu aja, tapi kalau gue lama jangan ngamuk ya!'

'Na lo gak usah mancing, gue bukan Haidar yang bisa lo ajak main-main!'

'Iya-iya serius banget sih lo! Lagian gak kasihan sama si Salsa yang tadi siang belain datang ke markas cuman buat undang lo doang? Kali-kali bikin orang seneng deh Vel biar jadi pahala.'

Marvel memijat pangkal hidungnya mendengar cerocosan Naufal di sebrang sana. Suaranya terdengar kurang jelas namun cukup membuat telinga berdengung. Setelahnya Marvel terdiam lama mengingat usaha Salsa tadi siang yang menurutnya buang-buang tenaga.

STM vs SMEAWhere stories live. Discover now