BAB (9) RAPAT

868 165 7
                                    

'Kita berada di bawah payung Cakrabuana tapi kenapa dinding pembatas itu harus ada di antara STM dan SMEA?'

●○●


Setelah melewati berbagai macam keadaan dan kejadian-kejadian aneh di STM mereka pun sampai di ruang Osis. Duduk manis di kursi masing-masing yang sudah di sediakan.

"Di persilahkan kepada saudara Raden untuk maju ke depan mempresentasikan konsep dari STM." Kata Naufal setelah membuka acara dan kini melempar tugas pokok rapat kali ini pada Raden.

Raden yang dari tadi diam menyimak dan menulis poin-poin penting pembahasan mereka pun menoleh dengan tanda tanya di wajahnya. "Kenapa gue?"

Naufal bergerak menghampiri Raden lalu berbisik pelan di telinga pemuda itu. "Yang buat konsep segala macam nya kan elo. Gue udah pembukaan tadi, lo bagian isi terus Haidar penutupan."

Raden mendelik galak ke arah Naufal. Kalau saja sekarang situasi nya sedang tidak serius, Raden bakalan ngamuk gak habis pikir di jadikan tumbal hari ini.

Dengan hati sabar Raden pun mulai mempresentasikan semuanya. Murid STM jurusan Bangunan itu benar-benar menyampaikan nya secara baik dan mudah di pahami.

"Sekian dari saya terimakasih." Tutup Raden lalu duduk kembali ke kursinya.

"Jadi gimana?" Tanya Venus yang akan menarik kesimpulan dari rapat hari ini.

"Menurut kita konsep dari SMEA bagus kok. Pakai konsep kalian juga kita setuju aja." Balas Haidar yang memang tak mau ambil pusing mikirin yang nggak-nggak.

"Gak kreatif! Masa ngandelin konsep dari kita aja!" Kata Kinara yang merasa kalau anak STM juga harus terlibat banyak tahun ini, jangan kayak tahun-tahun kemarin.

"Yaudah kalau begitu kita pakai konsep STM aja gimana?" Tawar Naufal.

"Konsep kalian emang bagus, tapi kita gak terlalu setuju." Balas Stella yang buat anak-anak STM itu mengelus dada sabar.

"Ya terus jadinya mau pakai konsep siapa?" Tanya Raden akhirnya membuat pertanyaan final.

"Plis jangan bilang terserah!" Potong Naufal cepat saat Kinara akan membuka suaranya.

Mereka kembali terdiam beberapa detik. Mencari jalan keluar dan mufakat hari ini. Apalagi Kinara yang gak betah lama-lama di sekolah tetangga.

"Mohon izin menyampaikan sesuatu. Gimana kalau tahun ini spesial acara HUT Cakrabuana kita patahkan dinding pembatas di antara STM dan SMEA?" Kata Abyasa yang sedari tadi diam menyimak.

"Maksudnya?" Tanya Ella yang belum mengerti akan kemana arah pembicaraan Yasa.

"Maksudnya kita hapus larangan tidak tertulis antara STM dan SMEA. Mulai HUT nanti dan seterusnya kita bebas keluar masuk wilayah masing-masing gimana?"

"JANGAN GILA!!!" Tolak Venus spontan setelah mendengar penjelasan Yasa.

Haidar sampai terpekik kaget mendengar suara Venus yang tiba-tiba. "Nah kan taringnya keluar."

Naufal yang berada di sebelah Haidar cuman ngangguk setuju. "Maung Bandung gak main-main inimah."

"Persib?" Tanya Haidar dengan tampang bodohnya.

"Apaan?" Tanya balik Naufal yang bingung dengan pertanyaan Haidar.

"Maung Bandung kan julukannya Persib." Jelas Haidar yang buat Naufal senyum gemas dengan kepintaran atau kebodohan teman nya ini.

"Pokoknya kita gak setuju! Kita punya jalan masing-masing! STM ya STM, SMEA ya SMEA. Kita gak satu tujuan!" Timpal Venus yang menolak keras usulan Yasa.

STM vs SMEADonde viven las historias. Descúbrelo ahora