BAB (27) SECRET LOVE

785 143 16
                                    

Kenapa kita tak bisa mengatakan pada dunia jika kita telah jatuh cinta?

○●●●○

"Gue ditolak."

Uhuukk...uuhuuk...

Raden tersedak gorengan saat mendengar ucapan Mars yang tiba-tiba. Dengan cepat cowok itu mengambil minuman di atas meja kantin. Setelah meredakan tersedaknya, Raden merubah posisi duduknya yang bersender pada tembok menjadi tegak.

"Ditolak siapa?"

Mars masih mengepulkan asap rokok nya, baru kali ini dia berbagi cerita masalah perasaannya pada orang lain. Selama hidupnya Mars belum pernah menceritakan apapun masalah pribadi pada teman-temannya. Entah kenapa sekarang Mars ingin berbagi cerita kepada Raden yang masih setia menemaninya di kantin.

"Kinara, semalam gue nembak dia."

"Mati dong Kinara nya?"

Mars mengerlingkan mata sipitnya ke arah Raden. Padahal sekarang dia masih di masa patah hati, ekspetasi yang dia bangun terlalu tinggi ternyata dibalas realita yang cukup pahit.

"Gue serius Den! Gue kira semua bakalan berjalan sesuai ekspetasi tapi kenyataannya gue malah patah hati."

Raden mengangguk-ngangguk mendengarkan curahan hati Mars. Cukup mengejutkan baginya mendengar pengakuan dari Mars yang tiba-tiba. Apa temannya ini tak tahu sama sekali atau tak merasa peka dengan sekelilingnya? Bukankah Kinara dan Marvel----ah Raden tak habis pikir rasanya.

"Sejak kapan lo suka dia?"

"Dari SMP, setelah putus dari anak SMA itu gue ngira dia bakalan buka hati lagi buat orang baru."

"Dia emang udah buka hati buat yang baru! Tapi sayangnya orang itu bukan lo!" Kata Raden yang membuat Mars mematikan rokoknya ke dalam asbak.

"Jadi maksud lo?" Mars bertanya seolah meminta penjelasan lebih dari ucapan Raden.

Raden menghela nafas sambil mencomot gorengan lagi. Ingin dijelaskan secara gamblang tapi takut terjadi pertikaian, dijelaskan secara halus, Mars nya antara gak ngerti, gak peka atau emang bego?

"Ganteng doang percuma kalau otak kosong melompong." Gumam Raden.

"Hah? Apa Den?"

"Gue ganteng!"

"Serius jirr!" Mars melempar kulut kacang ke arah Raden di sebrangnya.

Setelah menghabiskan makanannya, Raden berusaha serius menanggapi Mars yang sepertinya kesal.

"Mars coba deh buka mata lo lebih luas lagi! Coba perhatiin siapa yang Kinara mau saat ini? Elo atau orang lain?"

Ucapan kelewat jujur dari Raden membuat Mars termenung. Siapa yang Kinara mau saat ini? Kenapa dia baru kepikiran itu sekarang? Benar kata Raden yang Kinara mau jelas bukan dia, lalu siapa?

"Kita cuman bisa berusaha tapi ujungnya cinta gak bisa dipaksa." Raden berujar dengan sorot matanya yang muram.

"Deen---"

"Gue suka sama cewek yang sialnya suka sama temen gue sendiri! Sama kayak lo." Potong Raden lalu beranjak berdiri dan pergi begitu saja.

Mars terdiam mencerna ucapan terakhir Raden. Cowok itu suka sama cewek? Sejak kapan dan siapa perempuan yang berhasil merebut hati batu milik Putra Diningrat? Tidak mungkin Stella kan?

Curhat pada Raden hanya menimbulkan beban pikiran dengan teori-teori nya saja. Namun hal yang bisa Mars petik dari Raden yaitu orang yang dia sukai menyukai temannya sendiri---dan sama seperti dia. Kalau seperti itu apakah artinya Kinara juga menyukai salah satu temannya---tapi siapa?

STM vs SMEAWhere stories live. Discover now