BAB (15) PENASARAN

750 158 7
                                    


Jika saja gengsi itu tak pernah ada di dalam hati manusia, mungkin sekarang tak akan tercipta rasa penasaran di antara kita

●○●

"Kata Anton, anak yang nyerang Stevan emang murid Baksada kelas sebelas. Tapi dia udah di D.O sebulan yang lalu."

Mars dan Marvel kini duduk di kursi panjang yang ada diluar gedung. Bagi keduanya, rapat di dalam itu tak ada hubungannya sama sekali dengan mereka. Jadilah keduanya mengungsi keluar sekedar duduk menyesap kopi dan sebatang rokok.

Marvel menghembuskan asap rokoknya sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok. "Kita cukup susah buat nyusut apa motifnya nyerang Stevan."

Mars mengangguk dengan tangan yang memegang secangkir kopi hitam buatan Naufal tadi. "Menurut gue lebih baik gak usah di perpanjang. Lagian Stevan nya juga gak kenal sama itu orang."

"Besok Stevan pulang dari Rumah Sakit. Senin juga udah masuk kayaknya. Kalau menurut lo gak usah di perpanjang ya udah." Kata Marvel santai namun penuh pertimbangan dalam otaknya.

"Gue saranin bulan depan kita adain rapat besar pertemuan sekutu Cakravela. Takutnya di antara mereka ada yang mulai berkhianat." Usul Mars yang mungkin sepemikiran dengan Marvel sekarang.

Semakin banyak sekutu semakin banyak pula musuh di luar sana. Marvel heran, Cakravela bukan geng motor atau geng lain yang suka cari keributan sama orang atau rusuh di jalanan. Cakravela itu himpunan dari Cakrabuana. Semua murid Cakrabuana berhak masuk ke Cakravela. Terkecuali SMEA yang memang tak ada sangkut pautnya dengan Cakravela meskipun berada di bawah Cakrabuana.

Mereka bukan geng motor, jadi tak ada halangan apapun buat gak masuk ke Cakravela. Siapa aja yang mau pasti di terima dengan senang hati. Tidak ada paksaan juga bagi mereka yang tak mau terlibat dalam acara-acara atau kegiatan Cakravela jadinya tak ikut bergabung.

Setiap hari seluruh murid STM Cakrabuana membayar uang kas sebesar seribu rupiah setiap orangnya. Uang tersebut di kumpulkan di bendahara kelas masing-masing yang setiap hari jum'at ditagih Mars dan Raden.

Uang darisana dipakai untuk acara sosial setiap sebulan sekali. Seperti membagikan sembako pada masyarakat yang kurang mampu, membagikan baju seragam, sepatu atau perlengkapan sekolah lain bagi anak yang terlantar atau kekurangan. Mereka juga sengaja mengadakan baca buku keliling yang bisa dijangkau semua usia.

Baca buku keliling memang diusulkan oleh Raden, katanya anak zaman sekarang minim sekali literasi. Apalagi mereka yang memang terbatas mendapatkan buku untuk dibaca. Jadilah uang kas itu sebagian dipakai untuk membeli buku yang sengaja di bagikan secara gratis kepada mereka yang ingin membaca.

Beranjak darisana, Cakravela juga ikut kedalam kegiatan bersih-bersih lingkungan setiap hari libur. Marvel akan mengarahkan semua anak Cakravela untuk membersihkan markas dan juga lingkungan sekolah sampai ke jalan-jalan yang memang kotor.

Sudah jelas bukan jika Cakravela memang tak pernah mencari masalah dengan siapapun. Tapi namanya juga hidup, pasti ada saja orang-orang yang tak suka. Termasuk STM lain yang memang dari awal sudah tak suka melihat Cakravela berdiri. Mereka terang-terangan menyatakan permusuhan sampai ke tahap tawuran.

"Pastiin beberapa minggu kedepan aman. Gue takut sekolah lain ngerusak acara ultah Cakrabuana." Ujar Marvel serius sambil menyesap kopinya.

STM vs SMEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang