BAB (19) TWINS AIRLANGGA

715 141 11
                                    

Hidup itu sederhana, kebahagiaan juga sebenarnya ada di depan mata, hanya kita saja yang mempersulit semuanya

●○●

Pernah suatu hari Venus menangis histeris saat melihat Mars babak belur di awal masuk STM. Tentu dia terkejut melihat kembarannya yang selama ini tidak pernah bermasalah tiba-tiba pulang ke rumah dengan keadaan yang mengenaskan.

Saking paniknya, Venus sampai membawa Mars ke Rumah Sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Takutnya ada luka dalam ataupun tulang-tulang yang patah. Katakanlah Venus berlebihan waktu itu, namun jika kalian di posisi Venus mungkin kalian juga akan melakukan hal yang sama.

Malam itu Venus menangis antara takut dan juga marah pada kembarannya. Venus takut Mars mati atau lebih tepatnya lagi meninggalkannya. Sedangkan oknum yang membuatnya menangis itu hanya menertawakan Venus karena dianggap terlalu lebay dan berlebihan. Padahal Mars masih bernafas dengan baik meskipun wajah tampannya babak belur dan sekujur tubuhnya terasa remuk.

"Ven jangan nangis dong, gue gak bakalan mati. Jangan lebay elah gue gak sampai sekarat kok."

Mars berusaha menenangkan Venus saat mereka pulang dari Rumah Sakit. Kembarannya itu masih sesegukkan dan hanya mendiamkannya. Mars tahu Venus mengidap Thantophobia apalagi jika itu menyangkut hal tentangnya.

Mars hanya memeluk erat Venus, membiarkan kembarannya itu menangis sebanyak yang dia inginkan. Ditengah rasa hancur dan kecewanya kepada dunia, Mars masih bersyukur memiliki saudara yang sangat menyayanginya. Venus tak bisa tanpa Mars begitu juga sebaliknya. Mereka terhubung dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Bahkan Mars tak bisa membayangkan hidupnya tanpa Venus yang selalu ada disisinya. Sebisa mungkin dia tak akan membiarkan Venus terluka fisik maupun hati.

Selanjutnya Venus mulai terbiasa dengan Mars yang terus terlibat tawuran taupun berkelahi dengan orang sampai terluka parah. Berulangkali dia sudah mengingatkan dan menegur Mars untuk berhenti terlibat hal-hal negatif. Namun Mars hanya memasukkan omongan Venus lewat kuping kanan dan keluar lagi lewat kuping kiri.

Jadilah karena terlalu bosan dan lelah memperingati, Venus sudah kebal dan tak heran setiap melihat Mars terluka. Prinsip nya sekarang 'Biarin aja asal jangan sampai mati' saking bosannya Venus melarang Mars.

Beberapa minggu lalu dia tahu jika STM sebelah terlibat tawuran di malam minggu. Dan sekarang berita tentang STM sebelah tawuran lagi pun terdengar sampai telinganya. Venus ingin bersikap acuh dan tak peduli sama sekali, namun hatinya tetap mengkhawatirkan Mars. Apalagi setelah mendapat panggilan dari Naufal yang membuatnya bergegas pergi meski hari sudah gelap.

Venus datang ke Puskesmas dekat sekolah yang buka 24 jam. Naufal memberitahunya jika Mars terkena pisau dan lukanya parah. Awalnya Venus tidak percaya dan mengira jika Naufal itu mengada-ngada, namun akhirnya Venus percaya.

Pantas saja hampir maghrib begini Mars belum pulang ke rumah dan tidak mengabarinya sama sekali. Ternyata kembarannya itu tawuran. Venus pun meluncur secepat mungkin ke Puskesmas memastikan keadaan Mars sekarang.

"Tawuran lagi?" Venus bertanya dengan nada sinisnya saat melihat Mars keluar bersama Naufal.

Mars mengangguk kecil sedangkan Naufal terperanjat saat melihat Venus berdiri di depan mereka dengan wajah galak dan mata sinisnya.

Venus melirik ke tangan kiri Mars yang sudah dilapisi perban. Dia menghela nafas sebentar sebelum menggandeng tangan kanan kembarannya. Sejujurnya Venus tak ingin melihat Mars terluka. Namun kembarannya itu terlalu keras kepala saat Venus berungkali melarang dan mengingatkan.

STM vs SMEAWhere stories live. Discover now