BAB (25) PELAJARAN PERTAMA

735 154 36
                                    

I never know if you're not okay
-Kinara

●○●

Hari cepat berlalu sampai sekarang sudah di hari sabtu. Kinara masih asik berbaring dengan hp yang menampilkan video call bersama Venus. Jam masih terlalu pagi dan Kinara juga masih belum mandi beserta ritual lainnya. Tetapi Venus yang sekarang sedang di Singapura mengajak nya video call sejak lima belas menit yang lalu.

Si kembar Airlangga memang pergi ke luar negeri sejak hari jum'at dan akan pulang di hari minggu. Mereka harus datang ke Singapura untuk menghadiri pernikahan sang ibu. Venus sudah menceritakan masalah ini dari jauh-jauh hari pada Kinara. Dia tak mau pergi dan datang memenuhi undangan itu, namun Kinara mencoba membujuk Venus sampai gadis itu bersedia datang kesana. Mars juga meminta tolong pada Kinara agar memberi pengertian pada Venus.

"Gue gak betah disini Nar, mau cepetan pulang." Seru Venus di sebrang sana, latar tempat gadis itu masih di kamar hotel lengkap dengan baju tidurnya.

Kinara melirik jam yang sekarang sudah pukul tujuh pagi. Sedangkan waktu di Singapura mungkin satu jam lebih cepat dan Venus belum juga bersiap-siap. Padahal acara pernikahan itu akan dilangsungkan di hari sabtu pukul sembilan waktu setempat.

"Lo belum siap-siap Ven?? Mandi dulu deh! Bukannya mandi malah nge vc gue." Suruh Kinara agar Venus bergerak dari tempat tidurnya.

"Gue malas Nar!! Sumpah kalau bukan karena Mars, ogah banget gue datang ke acara kayak gini. Gue gak suka bersikap seolah gue baik-baik aja, senyum lebar di depan semua orang padahal gue---"

Wajah Venus terlihat mendung diiringi wajahnya yang kini tertutupi selimut tebal berwarna putih.

Kinara tahu jika Venus sedang menyembunyikan rasa trauma nya setiap melihat mama ataupun papa nya. Apalagi posisinya sekarang sang ibu akan menikah lagi bersama laki-laki lain. Hal itu akan disaksikan langsung dengan mata kepala Venus. Sebelumnya Kinara juga sempat khawatir jika Venus pergi, namun dia percaya Venus akan baik-baik saja karena bersama Mars.

"Ven dengerin gue! Kalau lo terus sembunyi dari kenyataan, mau sampai kapan? Yang ada lo makin larut dalam rasa takut lo sendiri. Sekarang waktunya ngebuktiin kalau lo sama Mars bisa bertahan sampai dititik ini!"

Kinara berujar serius sambil merubah posisi nya menjadi duduk di atas kasur. Venus mulai menampakkan kembali wajahnya meski setengah. Kinara sangat hafal kebiasaan Venus yang selalu menahan semua rasa sakit dan sedihnya sendiri.

"Gue cuman takut ketemu mama Nar! Gue bukan Mars yang dengan mudah nerima kenyataan---gue takut ingat memori kelam dulu."

"Gue tahu tapi lo juga harus berani mencoba membuka pikiran dan hati lo buat nerima kenyataan. Mau sekuat apapun lo nyangkal, kenyataannya gak akan pernah berubah kan? Daripada diri lo sendiri yang jadi korban lebih baik ikhlasin mulai sekarang kalau orang tua lo mau bahagia dengan jalan mereka masing-masing."

Venus diam menyimak ucapan Kinara barusan. Memang seharusnya Venus mulai menerima kenyataan jika keluarganya sudah berantakkan. Lagi pula apa yang Venus harapakan selama ini? Berharap mama dan papa nya kembali dan mereka hidup seperti dulu lagi? Big No! Mau bagaimana pun juga itu tak mungkin terjadi. Benar kata Kinara, orang tua nya sudah menemukan jalan kebahagiaan masing-masing. Sedangkan dia dan Mars masih terpaku di tempat tanpa tahu harus seperti apa mencari arti kebahagiaan itu.

"Narr nanti gue harus gimana? Hampir tiga tahun gue gak pernah ketemu mama lagi. Gue kangen sama dia gue pengen peluk mama tapi gue gak sanggup."

"Lo bisa Ven percaya sama gue! Peluk dia sesuai keinginan lo---dia juga pasti kangen dan nungguin momen itu."

STM vs SMEAWhere stories live. Discover now