Chapter 6

618 81 17
                                    

CHAPTER 6

JEROME’S P.O.V

Another year passed.

Sudah masuk 4 tahun saya menetap di Australia.

Dan sudah setahun Braxton bekerja di AJ Ashburn Group as Senior Management Architect, bahagian Commercial & Industrial Designs.

That’s one of the highest post in the company, and managing commercial and industrial adalah tanggungjawab yang agak berat.

Ada masa fikiran saya pandai melayang. Saya terfikir kalau Sapphire akan datang sini untuk melawat Braxton.

Stop, J.

Lebih baik lagi Sapphire tidak datang. Hati dan fikiran saya akan kekal tenang tanpa kemunculan Sapphire.

Tapi kadang-kadang gatal juga bah hati saya mau tanya Braxton kalau dia sama Sapphire sudah break up. Looking at how hard he flirts di office with all the ladies, no one would think that he’s taken. Tsk tsk.

Tapi saya yakin yang Braxton hanya setakat flirting saja. He’s too much in love with Sapphire to cheat behind her back. Lagipun Braxton tinggal di condo saya sejak hari pertama dia bertapak di Aussie.

Yes, saya ajak Braxton untuk tinggal sama saya dan Jeremy. Jeremiah is staying with mom and dad. So memang ada 2 bilik kosong. So saya tau setiap kegiatan Braxton.

Tonight I have a dinner date with Kylie.

Kylie sudah hampir 2tahun ada condo dia sendiri. Semenjak dia sudah menatah nama di persada dunia fashion Australia, Kylie bought her own condo dan banyak menghabiskan masa with her work.

Kami sama-sama setuju yang Kylie akan balik condo saya on and off memandangkan jadual kerja dia yang padat. We are both adults, so sama-sama mesti memahami commitment kerja masing-masing.

I looked at my handphone yang sedang bergetar-getar on my office desk.

MOM CALLING.

Saya sangat tau kenapa mom menelefon. Bukan hanya satu sebab, tapi dua.

“Ya, mom?” Saya menjawab panggilan.

“Happy birthday, mama’s baby boy.” Suara mom macam hampir menjerit saja.

“Thanks, mom.” Saya replied.

“Happy 27th birthday.” Mom menekan my age.

“Yeah, mom.” Saya tersenyum hambar.

27 is not a young age, Jerome.” Uh, mom.

Saya menghela nafas berat sambil meraup muka saya penuh frustrasi.

“Kylie and I will set a date, mom.” Date? Entahlah bila ada date.

I heard that for the past 2 years, Jerome.” Mom bilang.

“Kylie masih busy sama kerja dia, mom. Please understand, okay?” Saya memujuk mom.

Mom berdengus di hujung talian. Saya tau she’s going to say something that will make me jadi malas mau bercakap lagi. Yang pada pengakhiran of our conversation saya akan membuat alasan ‘ada meeting.’

“Busy kerja but nothing wrong with continuing her work even after kahwin and ada anak kan?” Nah, kan.

I let out another heavy sigh.
“Let me talk to her again tonight, mom.”

“Jerome.” Malas saya kalau nada suara mom sudah begini. “Has it been 4 years already? Look into your relationship. Kalau 4 tahun pun dia masih belum ready to marry you, maybe you are the problem, not her job.”

Once Upon A Heartbreak Where stories live. Discover now