Chapter 12

616 88 20
                                    

CHAPTER 12

SAPPHIRE’S P.O.V

TING TONG.

My hotel room bell berbunyi.

Siapa pula ni? Tidakkan Darren. Saya sudah bagitau dia I skip dinner tonight.

Hilang selera saya nampak Kylie.

Entah kenapa bah hati saya ni. Saya cuba separuh mati sudah untuk mematikan perasaan cinta saya terhadap Jerome.

You have Braxton to think about, Saph. Stop feeling anything for Jerome kecuali feeling menyayangi sahabat baik kau saja, Sapphire.

TING TONG.

Lagi my hotel room bell rang.

Maybe it’s room service, tapi kenapa ringing the bell? Saya tiada order apa-apa makanan dari hotel room service.

Mau tukar tuala and toiletries kali oh. Oh, macam saya ada request extra pillow bah at the reception masa saya balik ke hotel awal tadi.

TING TONG!

Ya, ya, I’m coming! isshh! Orang baru mandi bah. Rambut saya masih sangat basah lagi.

I wrapped the towel around my body and walked to the door. Saya berkamban saja ke arah pintu. Buduh bah saya tapi sudah terlanjur saya memulas tombol pintu.

Dan yang terbuduh juga saya rasa, sudahlah berkamban saja, tidak lagi saya check from the peep hole siapa yang rang my door bell. It’s like you think the whole world is a safe place for you kan, Saph? Mentang-mentanglah keselamatan kau di KL dan KK sangat terkawal, kau ingat Australia sama?

TING

“I’m coming bah!” Annoying oh the housekeeping. Ah, itulah bah juga saya berkamban saja membuka pintu, saya sangka housekeeping yang setahu saya semuanya wanita di ni hotel mau hantar my extra pillow.

I swung the hotel room door open.

“Ah!” Saya terkejut.

So not a lady housekeeper.

“What are doing here?” Saya tanya sambil mengerutkan dahi.

“You said we can hangout.” JEROME.

“I did.” The frown never leaving my face. “But I didn’t say it has to be today.”

Ugh! Saya masih kesal sama Jerome.

Wait. Apa yang kau kesal sama dia, Saph? Is it because of Kylie? Waraslah sikit, Sapphire. He’s taken, you’re taken. So lebih baik kau focus on the project and Braxton.

“Maybe not today. Come back another day.” Aik, Saph. Macam kau boleh nyanyi sudah rain, rain go away, come again another day.

Saya mau menutup pintu sudah, tapi Jerome menahan the door.

Eh. How did he know which room I’m in? How did he know my room number?

“I wanna come in.” Selamba dia bilang begitu!

“Well, can’t you see I’m…” Uh, only in my towels and looking half naked?

“You’re…?” Jerome menaikkan satu kudou. Mata dia menatap wajah saya. Syukur! Jangan saja mata dia menatap lurah saya mau burst out from my towels sudah.

Argh! Bikin frust oh kau, Jerome!

“Saya mau pakai baju.” I rolled my eyes.

“Pakailah.” Jerome shrugged.

And just like that he strode in like nothing ever happened.

Pantas saya berlari masuk the bedroom. Nasib oh the bedroom and the mini living room of my hotel room berasingan, kalau tidak entah macam mana saya mau menyalin pakaian.

Once Upon A Heartbreak Where stories live. Discover now