Chapter 27

661 86 21
                                    

CHAPTER 27

Back to SAPPHIRE’S P.O.V

I became super nervous after the call with Braxton ended.

Saya terfikir-fikir ni tentang perasaan saya untuk Jerome.

Adakah perasaan saja sudah merupakan suatu kecurangan? Bukan lagi perasaan saja, nafsu saya pun yang macam mengganas ni bila berdekatan sama Jerome.

Saya mengerutkan dahi. Hmmm, Braxton minta transfer to Sydney kah? Dia langsung tidak sebut tentang kerja dia.

And saya teringat kata-kata.
“I’m thinking of moving to Sydney, lovey.”
“Anyways my birthday’s soon.”

Is it just thinking atau sudah confirm? Dia dapat kerja baru atau dia minta transfer? Kalau minta transfer, boleh juga secepat satu minggu dapat transfer approval kah?

Wait. Uh, yeah, Braxton’s birthday.

My life in Sydney since I landed here is like only revolving around Jerome sampai saya terlupa important details about Braxton.

Saya terasa sentuhan lembut pada kudou saya yang membuat saya langsung tersentak.

“Garang juga the muka.” Jerome terkekeh. “What did Brax cakap sampai you look like you’re thinking how to build a skyscraper in 100 days?”

Saya terketawa mendengar perumpaan Jerome terhadap ekspresi wajah saya. Did I really look like I’m thinking of the impossible?

I remembered why I frowned so hard.

Braxton.

Saya menatap wajah Jerome yang masih sedang memandu. Ni kali dia park kereta dia at the hotel entrance.

Damn, sudah sampai? Tiada chance saya mau tanya tentang dia dan Braxton.

Uh, macam saya rasa mau merajuk pun ada. Jerome is only dropping me off at the hotel entrance.

Apa yang buat dia macam terburu-buru mau jalan? Is he going to go after Kylie dan pujuk si Kylie? Macam perasaan cemburu menjalar dalam hati saya.

Saya menarik nafas dalam dan menghembus perlahan-lahan. Relax, Saph. You’re not thinking of Jerome, you’re thinking of Braxton.

Itu yang saya ulang-ulang dalam kepala saya.

'I’m thinking of Braxton, I’m thinking of Braxton, I’m thinking of Braxton.'

“Saph” Suara Jerome mengejutkan saya.

I looked up to see Jerome standing at the front passenger’s door, dia membuka the car door for me.

“Oh.” Saja saya balas.

As I stepped out of his car, I heard his handphone ringing.

Jerome mengerutkan dahi menatap handphone screen dia. Sengaja saya keluar dari kereta dia slow motion ni, saya mau cuba-cuba mau tau siapa yang call dia.

Tapi dia tidak jawab tu panggilan. Hurmmm!

Then his handphone started ringing again and again.

I looked up at him.
“Aren’t you gonna answer the call?”

“Uh, later.” He answered uncomfortably.

Macam nyilu dada saya rasa. I felt hot flushes creeping up my neck up to my face, tapi saya tidak tau punca saya terasa begini. Marah, malu, sakit hati, bersalah? Entahlah, mungkin kesemuanya sekali.

Pantas Jerome menutup pintu kereta dan memandang saya.
“See you in office tomorrow, Saph.”

Then, he’s gone.

Once Upon A Heartbreak Where stories live. Discover now