33

6.8K 463 76
                                    

heeseung melangkah ke teritorial rumahnya terdahulu. rasanya sudah lama sekali dia ga ngeliat bangunan ini. sebenernya ga berubah sama sekali, cuman karena udah lama aja heeseung ga kesini makanya ngerasa asing. tangan heeseung masih setia menggenggam tangan gadis. hatinya berdebar menanti apa yang bakal ia debatkan lagi dengan papahnya yang keras kepala.

"mah? pah? gadis pulang..."

papah dan mamah sedang duduk di ruang tamu kemudian menoleh ke arah pintu masuk. mata mereka langsung membulat melihat sosok heeseung berdiri disana.

"heeseung...!!!" mamah menutup mulutnya tidak percaya. matanya menunjukan bahwa mamah sangat rindu sama heeseung.

sebenernya papahnya pun demikian. menganga tidak percaya, dan tatapannya menujukan kelegaan melihat keadaan heeseung yang nampak baik-baik saja. tapi, sorot kemarahannya masih muncul. papah bangkit dari duduknya kemudian memegang kedua pundak heeseung.

"kamu... lupa alamat rumah atau gimana?!" suara papahnya tertahan.

"kan papah yang ngusir aku dari rumah?"

papahnya mendengus kesal.

"dasar anak gatau diri!"

heeseung hanya memutar bola matanya malas. kemudian mereka semua duduk. heeseung duduk di samping gadis dan papah mamah duduk di sebrangnya.

"heeseung, kamu sehat kan?" mata mamah berkaca-kaca.

"iya mah.." jawab heeseung dengan lembut, kemudian langsung menatap ke arah papah dengan tajam.

"pah? jelasin semua ke heeseung."

"soal apa?"

"aku ini anak lahir dari mana?!"

"hah heeseung..." papah memijat pelan pelipisnya sejenak.

"papah minta maaf sama perlakuan papah di masa lalu. tolong jangan ditiru sama sekali. dan soal anak yang pernah kita kandung terdahulu, itu bukan kalian. karena mamah keguguran."

heeseung membuang nafasnya kasar.

"kenapa papah ga ngelurusin langsung sih?! papah malah lempar aku pake piring! udah gitu langsung ngusir! papah sebenernya gamau ada aku disini atau gimana-"

"papah marah banget sama kamu waktu itu hee! karena kamu nyaris ga masuk ke univ ternama itu! padahal papah udah berharap banget sama kamu. belum lagi waktu kamu bilang-"

papah belum sanggup melanjutkan kalimatnya.

"waktu kamu bilang kamu pacaran sama gadis. papah beneran marah besar denger itu. kamu itu kurang ajar! kalau bertindak suka gapake logika."

"sejak kapan aku gapernah make logika?"

"kamu sama gadis pacaran sejak kapan?! jujur!"

"dari sma pah! jauh sebelum aku juga tau kalau papah punya hubungan spesial sama mamah!"

"kenapa kamu ga bilang?!"

"apa yang bakal papah lakuin kalau tau aku pacaran sama anak dari calon istrinya papah ini?! apa?! papah mau ngorbanin gitu aja? heeseung ga yakin! yang ada pasti heeseung lagi yang disuruh ngalah."

heeseung menarik nafasnya sejenak.

"heeseung tau karakter papah. keras kepala. egois. gamau kalah! gapernah peduli apalagi ke heeseung. dan heeseung gamau ngelepas gadis sama sekali. makanya heeseung sembunyi-sembunyi selama ini. ah belum lagi papah yang bersikeras banget jodohin heeseung sama cewek penyakitan itu-"

unexpected sin ; lee heeseungWhere stories live. Discover now