44

6.6K 497 278
                                    

heeseung masuk ke ruang meeting dan terkejut ada papahnya di dalam sana. karena setau heeseung dia bakal sendiri disini bersama klien. dan perasaan kliennya bukan orang yang harus dapat special treatment.

"loh pah? tumben?"

"tumben kenapa?"

"hari ini klien reguler kok, tumben aja papah kesini." ujar heeseung sambil duduk.

"papah cuman mau ketemu kamu aja, gaboleh emang?"

"ooh.." heeseung memainkan ponselnya.

"hee?"

"kenapa?" tanya heeseung namun matanya tidak lepas dari layar ponsel karena sedang asik ngescroll tiktod.

"kamu benci ya sama papah?"

heeseung terdiam sejenak.

"kok nanya gitu?"

"gapapa, kamu udah gamau ngobrol lagi sama papah. bahkan tatapan kamu itu lho, ga ramah banget." ujar papah dengan santai.

heeseung hanya tersenyum kecut. belum sempat menjawab, klien pun datang. akhirnya percakapan itu tidak dilanjutkan lagi dan heeseung langsung fokus bekerja. kayaknya papah emang cuman mau ketemu heeseung doang karena sama sekali ga bantuin heeseung kerja.

soal pertanyaan papah, heeseung sendiri bingung sama jawabannya. di satu sisi dia benci sama papah karena heeseung ngerasa dia kayak dijadiin boneka. segala hidup, tujuan, dan masa depannya pun diatur sama papahnya. tapi, di satu sisi heeseung juga sayang sama papah tanpa alasan.

meeting yang panjang itu akhirnya selesai sekitar pukul setengah 9 malam. kliennya rada ribet dan kebanyakan ngomong muter-muter bikin heeseung pusing sendiri. dan papah masih ga ngebantuin sama sekali karena beliau ngelatih profesionalitas heeseung dalam bekerja.

"heeseung, mau makan dulu yuk sama papah?" tawar papah sebelum mereka pulang.

"ya boleh deh.eh, papah tadi kesini naik apa emang?"

"tadi dianter sama temen."

heeseung hanya manggut-manggut dan mereka berdua langsung masuk ke mobil. tentu heeseung yang menyetir. papah bilang pengen makan sate langgananannya. heeseung yang udah tau tempatnya pun langsung mengemudikan mobil ke tempat tujuan.

sesampainya disana, mereka langsung pesan dan berbincang-bincang ringan. heeseung agak bingung kenapa papahnya tumben banget jadi bapak yang soft. biasanya ga ada hari tanpa ngomongin laura, pernikahan, dan marahin heeseung dengan melontarkan kalimat andalannya, "dasar anak gatau diri / malu!"

"heeseung, kamu kalau ga papah jodohin sama laura, emang maunya sama siapa?" tanya papah random dan membuat heeseung tersedak teh panasnya.

"apasih pah? kok tiba-tiba?" tanya heeseung sambil batuk.

"gapapa, papah mau tau aja gimana sih cewek pilihan kamu tuh."

"ga berani sebut namanya ah, takut di lempar piring lagi." jawab heeseung kalem.

"hm, masih sakit gak lukanya?"

"udah basi atuh pah lukanya."

papah hanya terkekeh meskipun dalam hati merasa sangat bersalah, karena amarahnya membuat heeseung terluka secara fisik. namun, karena udah lewat heeseung juga udah ga terlalu sakit hati. lukanya juga udah sembuh meskipun harus ada dua jaitan di kepalanya.

"ayo pulang hee, udah larut. kamu mau bungkus satenya lagi ga yang baru?"

"gausah pah, udah kenyang banget. laura juga ga bisa makan kayak ginian."

"okedeh."

setelah membayar, heeseung pun mengantarkan papahnya pulang dengan selamat.

"hee? besok kamu ke pusat kota bisa ya? buat ngurus galeri EO papah yang nyaris terbengkalai itu."

unexpected sin ; lee heeseungWhere stories live. Discover now