45

5.8K 453 131
                                    

gadis berjalan dengan cepat menyusuri lorong rumah sakit. ia mencari-cari kamar dimana papahnya berada. sesampainya disana, gadis langsung masuk perlahan dan mendapati mamah sedang duduk disamping papah sambil menggenggam erat tangan papah. sedangkan heeseung duduk di seberang mamah dengan kepala yang tertunduk.

gadis mendekat dan ga kuat lagi menahan tangisnya melihat keadaan papah. bagaimana pun dia sudah menjadi sosok papah yang baik buat gadis, dan menjadi orang yang sangat berperan penting dalam membuat mamahnya bahagia. dan tentu, papah juga termasuk salah satu orang yang membuat heeseung hadir di dunia ini.

tidak terasa hari sudah semakin malam dan papah tak kunjung bangun, mereka bertiga juga saling terdiam, kalut terbawa suasana.

"udah malem, kalian pulang dulu gih ke rumah. biar mamah yang jagain papah semalem ini-"

"jangan mah, biar heeseung aja. mamah pulang aja sama gadis. kalian pasti capek." jawab heeseung.

"udah mamah aja, biar aku sama heeseung yang jagain papah. kita gantian besok." gadis ikut bersuara.

tak butuh berdebat, akhirnya mamah menyetujui permintaan heeseung dan gadis. kini tinggal mereka berdua di kamar tersebut, menunggu papah agar cepat bangun. gadis menatap heeseung di seberangnya. rautnya benar-benar sedih dengan sorot mata penuh penyesalan dan ada sedikit amarah.

"hee..." panggil gadis.

"hey..." jawab heeseung sambil berusaha tersenyum.

gadis langsung beranjak dan duduk di sebelah heeseung kemudian berhambur ke pelukannya.

"dis.. aku takut banget...papah..." tangis heeseung di pelukan gadis.

"sshh, jangan gitu...." gadis tau persis apa yang ditakutkan heeseung, yang juga menjadi ketakutan untuk gadis sendiri.

kini keduanya pindah duduk di sofa yang tersedia di kamar inap tersebut. heeseung ngerasain banget capek fisik, apalagi batinnya. kini dia menyandarkan tubuhnya di sofa, dan menarik gadis ke dekapannya yang erat. dirinya merasa sedikit lebih baik karena ada gadis yang menemaninya.

"hee, kamu tidur aja dulu. biar aku yang tungguin papah.."

"ga bisa gitu.." heeseung menolak.

"kamu udah makan belum?" tanya gadis dan dijawab dengan gelengan kepala oleh heeseung.

"makan dulu yuk? disini ada cafetaria 24 jam."

"aku ga mood makan-"

"gaboleh gitu, nanti kamu bisa sakit."

gadis langsung bangkit dan menarik heeseung keluar dari kamar. mereka berdua berjalan menuju cafetaria yang terletak di lantai dasar. karena hari sudah larut, cafetaria pun sangat sepi. malah cuman ada mereka berdua. setelah membeli beberapa makanan dan air mineral, keduanya langsung duduk.

gadis udah mulai makan karena jujur dia emang laper banget, sedangkan heeseung hanya menatap makanannya dan memainkan sendoknya. heeseung beneran ga mood makan.

"hee, makan yang bener." ujar gadis.

"ga mood banget dis.."

gadis pun langsung mengambil alih sendok yang di pegang heeseung dan menyendok makanan yang ada di piring heeseung lalu menyodorkannya ke depan mulut heeseung.

"cepet buka mulutnya." titah gadis.

"dis... papah kayak gini gara-gara aku ya..." lirih heeseung dengan tatapan kosong.

gadis menurunkan sendoknya kemudian mengelus rambut heeseung.

"ga ada yang salah atas kejadian ini, hee.."

unexpected sin ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang