46

6.5K 494 403
                                    

heeseung berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit dan akhirnya sampai dikamar papahnya. ia melihat papah sudah terbangun dan sedang mengobrol dengan mamah. hati heeseung lega setengah mati, dan tak kuasa menahan harunya. heeseung langsung berhambur dan memeluk papahnya. entah mungkin bisa dihitung pakai jari kalau heeseung memeluk papahnya.

"papah!!"

"heeseung....! kirain papah ga bisa ketemu heeseung lagi.."

"hussh! ngomong apaan sih pah?"

heeseung melepas pelukannya dan menghapus air matanya karena gengsi.

"cengeng banget anak papah."

mamah tergelitik melihat interaksi papah dengan heeseung.

"udah ada heeseung, mamah balik dulu ke rumah ya? sekalian masih ada urusan kerjaan." pamit mamah.

"oke mah, mau heeseung anter?"

"gausah hee, kamu disini aja." jawab mamah sambil mengelus rambut heeseung.

"yaudah, hati-hati mah."

sepeninggalan mamah, kini tinggal heeseung berdua dengan papahnya. sebenernya kondisi papah masih dibilang cukup lemah.

"papah, gimana ceritanya?" tanya heeseung penasaran.

"ga gimana-gimana.."

"jujur ih pah! kan heeseung udah larang papah buat pergi anterin laura! apa dia yang maksa?"

"udah, gausah bahas lagi. ini salah papah."

heesung menghela nafasnya kasar.

"hee?"

"kenapa pah?"

"pas papah lagi nyetir mobil, tiba-tiba rasanya kayak di hantam. dan terakhir yang papah inget itu cuman kamu hee. papah mikir langsung, 'apa papah ga bisa ketemu heeseung lagi habis ini?'"

"apaan sih pah mikirnya gitu! nih sekarang udah ketemu heeseung."

papah hanya mengangguk lemah sambil tersenyum tipis. tak lama, ada suara ketukan pintu dan ada seorang dokter dan beberapa perawat datang. mereka pun langsung membawa papah untuk melakukan check up rutin hariannya. heeseung ngikutin aja karena gamau nunggu di kamar, dan berakhir dengan menunggu di lorong.

sambil duduk heeseung menunduk dan berdoa agar papahnya bisa cepat pulih dan bisa segera pulang. karena belum ada tanda-tanda papahnya sudah bisa pulang ke rumah, yang artinya kondisinya masih serius.

"permisi, apa anda keluarga dari tuan lee?" tanya dokter yang tiba-tiba sudah berdiri di depan heeseung.

"ah iya, saya anaknya." heeseung mendongakan kepalanya dengan cepat.

"boleh ikut ke ruangan saya sebentar."

heeseung pun mengikuti dokter tersebut sampai diruangannya. dokter tersebut mempersilahkan heeseung duduk. kemudian menunjukan hasil rontgen yang ga heeseung ngerti.

"begini, seperti yang kita tahu bahwa tuan lee mengalami trauma kepala yang menyebabkan pendarah di otaknya cukup serius. dan dari keadaan tersebut, terdapat tumor otak yang muncul. jadi, tuan lee harus segera menjalani operasi pengangkatan tumor. agar tidak terjadi komplikasi lagi yang tidak diinginkan. karena dapat menyebabkan kejang ataupun stroke."

badan heeseung langsung lemas dan badannya mengeluarkan keringat dingin. rasanya heeseung pengen semua yang sedang dia alami itu hanyalah mimpi.

"dok, saya ga paham. tapi, tolong kasih perawatan yang terbaik buat papah saya..."

"tentu kami akan berusaha yang terbaik.."

"tolong dok, berikan yang terbaik! saya bakal bayar berapapun untuk semua pengobatan papah saya, asal beneran papah saya bisa pulih...." suara heeseung udah bergetar.

unexpected sin ; lee heeseungWhere stories live. Discover now