cookies 01

6.1K 441 80
                                    

gadis menggenggam tangan papah yang masih terasa lemah. perasaan gadis sudah sangat lega karena akhirnya papah terbangun.

"gadis, papah itu sayang banget sama gadis. papah anggap gadis udah kayak anak kandung sendiri, makanya papah marah besar waktu tau kamu kayak gitu sama heeseung..." papah mulai bersuara.

"papah, maafin gadis ya. gadis nyesel banget sama semua yang udah gadis perbuat.."

"papah tuh gamau kejadian papah sama mamah dulu keulang.. papah gamau banget heesung jadi kayak papah, apalagi sampe kamu yang ngalamin.. makanya papah marah besar banget waktu itu..."

gadis mengangguk paham apa yang papah maksud. seketika memori-memori perlakuan zina dirinya dengan heeseung terputar di benaknya. untung saja mimpi buruk papah ini tidak menimpa dirinya.

"gadis, kamu beneran pernah dirundung ya sama laura?" tanya papah tiba-tiba.

mendengar itu sontak mata gadis langsung membulat tidak percaya. bagaimana bisa papahnya tiba-tiba menanyakan hal yang menyedihkan tersebut padahal sudah terlewat begitu lama?

"udah lewat pah, ga perlu di bahas lagi." jawab gadis sambil tersenyum kecil.

"kenapa kamu ga bilang waktu itu?"

"maaf pah... gadis cuman gamau memperkeruh suasana.."

memang benar, setelah kejadian dirinya dirundung, gadis sama sekali tidak menceritakannya kepada siapapun, termasuk mamahnya sendiri. rasanya gadis beneran malu sendiri padahal bukan salah gadis sepenuhnya. gadis memilih memendam dalam-dalam pengalaman menyedihkan tersebut dan membiarkan waktu yang menghapus rasa sakit dan traumanya yang hebat.

"papah ternyata udah gagal jadi sosok ayah buat gadis, apalagi heeseung..." ujar papah dengan nada penuh penyesalan.

"...heeseung pernah bilang kalau kamu dirundung laura segitu parahnya, tapi papah ga percaya waktu itu. karena waktu itu tepat lagi perjodohannya heeseung sama laura. papah pikir heeseung lagi ngada-ngadain cerita biar terhindar dari perjodohan itu... jujur papah sampe nampar heeseung berkali-kali-"

"pah udah cukup, jangan diungkit lagi, udah lewat pah.." air mata gadis masih terbendung.

gadis ga sanggup kalau topik yang diungkit adalah masa terburuknya seumur dia hidup. dapat dilihat mata papah sudah berkaca-kaca. tangan kiri papah pun memegang pipi gadis dan mengelusnya dengan lembut.

"ya tuhan, kenapa anak papah bisa sampe diperlakuin kayak gitu...." ujar papah dengan parau.

gadis ga mau menjawab dan menghapus kasar air matanya yang langsung berjatuhan.

"gadis, papah mau bisikin sesuatu.."

gadis langsung mendekatkan telinganya agar dapat mendengar papah yang ingin mengutarakan sesuatu dengan berbisik.

"dis, papah rasa hidup papah ga akan lama lagi... papah minta maaf ya.."

"ish papah apaan sih ngomongnya gitu?" gadis langsung menjauhkan telinganya kemudian menatap papah dengan mengeryitkan dahinya.

"papah ga bisa lagi nolelir rasa sakitnya. papah cuman mau minta maaf karena selama ini ga biarin gadis bahagia sesuai yang gadis mau...."

gadis masih belum bersuara karena berusaha menahan tangisnya. ia jadi merasa kalau ini kali terakhirnya akan berbicara dengan papah. meskipun papahnya hanyalah papah tiri, tapi rasa sayang gadis juga sangat besar. gimana pun papah kalau menyikapi hubungan dia dengan heeseung, tapi gadis tau kalau papah itu orang yang sangat baik dan berperan penting dalam kehidupan mamahnya yang sangat gadis sayangi juga.

"papah sedih harus ninggalin gadis, apalagi heeseung. papah gamau heeseung ngerasa sendirian. maka dari itu, papah titipin heeseung ke gadis ya. karena cuman gadis yang bisa ngertiin heeseung..."

"pah..." gadis beralih menatap papah yang kondisinya melemah.

"tolong jagain heeseung, temenin dia selalu ya dis, buat papah..." lirih papah sambil mengelus rambut gadis.

"iya pah gadis janji! tapi papah juga janji harus bisa berjuang lawan rasa sakitnya. gadis juga jagain heeseung sama papah kok, gadis tungguin!"

papah tersenyum mendengarnya.

"papah bakal tenang, kalau heeseung sama gadis nanti hidup bahagia bersama..."

"pah..?" gadis mengeryitkan dahinya.

"papah setujuin hubungan kamu sama heeseung...."

***

heeseung mengetuk pelan pintu kamar mamah kemudian terdengar suara dari dalam mempersilahkan dirinya masuk. dengan sopan heeseung pun masuk ke kamar dan mendapati mamah sedang membereskan foto-foto dan mengusap air matanya dengan cepat. bak tertangkap basah kalau mamah sedang menangis.

naluri heeseung pun tergerak dan langsung memeluk mamahnya sejenak.

"mamah jangan nangis kalau kangen sama papah, justru papah malah ga suka liat mamah sedih." ujar heeseung sambil mengeratkan pelukannya.

mamah pun tersenyum dan mengelus lengan heeseung yang masih memeluknya.

"heeseung ada apa?" tanya mamah sambil tersenyum.

"mah, aku berantem sama gadis.."

"gara-gara?"

"aku keterima S2 di inggris mah, tapi aku lupa bilang ke gadis. terus dia marah dan kita berdua ga siap buat ngelakuin hubungan jarak jauh. tapi, heeseung juga gabisa ngelepasin gitu aja S2-nya mah. baiknya gimana? heeseung bingung banget. di satu sisi heeseung juga gamau lepasin gadis. gamau banget." heeseung memijat dahinya frustasi.

mamah pun tesenyum dan mengelus pundak heeseung.

"yaudah, kenapa kalian ga tinggal bareng aja kesana?"

"emang gadis bakal mau?"

"kok malah nanya mamah? tanya lah ke dia.."

mamah menghela nafas sejenak.

"kalian lulus berapa taun lagi deh?"

"kurang dari setaun lagi mah, kalau bisa tepat waktu."

"gadis tuh lebih pengen tinggal sama kamu tau hee, daripada sama mamah.."

senyuman heeseung terulas tipis di wajahnya ketika melihat raut mamah yang sedih saat mengatakan hal itu.

"tuhkan! heeseung juga pasti pengen tinggalnya sama gadis kan daripada sama mamah?"

heeseung tak menjawab dan hanya tertawa kecil, mamah pun akhirnya ikut tertawa.

"udah terselesaikan kan masalahnya? cuman gitu loh hee jalan keluarnya."

"iya mah, makasih.. berarti mamah sendirian disini?" tanya heeseung.

"mamah gamau jauh-jauh dari papah. kalian sekolah aja gih, cari ilmu sebanyak-banyaknya, kejar jenjang karir yang tinggi." nasihat mamah sambil tersenyum.

heeseung pun langsung memeluk mamah dengan erat dan perasaannya sungguh bahagia.

"mamah! makasih banyak ya mah, heeseung sayang banget sama mamah! meskipun lebih sayang ke gadis."

"hush!"

mamah pun melepas pelukannya dan membuat heeseung tertawa jahil. setelah urusannya selesai heeseung pun beranjak keluar dari kamar mamah. belum genap membuka pintu, heeseung membalikan badannya sejenak.

"mah, aku boleh nikahin gadis kan?" tanya heeseung hati-hati.

mamah pun memasang raut terkejut.

"emang kamu udah siap ngehidupin gadis?"

"udah." jawab heeseung dengan yakin.

"lagian gadis juga gamau nikah kalau ga sama kamu kok hee, udah nikah aja kalian." jawab mamah sambil tertawa.

unexpected sin ; lee heeseungKde žijí příběhy. Začni objevovat