28 | FILOSOFI BINTANG DAN KAMU

44.8K 5.9K 548
                                    

Vote

Comment

Jangan lupa 😊


*****

"Bintang itu tidak bisa bersinar tanpa kegelapan, sama seperti kamu yang tidak akan bersinar bila tidak di taruh dalam sebuah percobaan. Bintang itu Kamu." -Dazeus Dirgenta, untuk Hera.

*****

Saat ini, mereka semua sudah kembali ke Markas. Zeus memijit pelipisnya karena pusing memikirkan tulisan-tulisan yang tidak Ia mengerti. Zeus itu pintar namun jika persoalannya seperti ini, Ia menyerah.

Mereka bertujuh termasuk Hera di dalamnya duduk membentuk sebuah lingkaran. Bejo terlihat menguap beberapa kali, lelaki itu memilih membantu doa saja karena Ia sadar kalau otaknya memang sudah menciut.

"Ini jadi siapa yang bisa?" tanya Zeus menatap yang lain bergantian.

"Gue kemarin coba lacak nomor itu cuma nomornya kayaknya di ganti deh gak aktif." ucap Ezra.

"Jelas. Gak mungkin juga orang kayak gitu cuma punya satu nomor," sahut Chico menimpali.

"Kalian ini pada bahas apa sih?" tanya Hera yang sedari tadi tidak mengerti sejak awal.

"Kan gue udah bilang kalau ini ada yang mau incer lo tapi gak tau siapa, dan juga berhubungan dengan kematian Leandro." jawab Zeus menjelaskan. Mata Hera membulat, mendengar kata 'incar' membuatnya bulu kuduknya merinding.

Hera mengeryit tak mengerti, "Kematian Leandro itu bukan kecelakaan biasa?"

"Bukan menurut gue. Itu di sengajain." jawab Ezra yang membuat Hera terkejut. Kalau begini Hera juga tidak terima jika kematian Leandro itu ternyata di sengaja.

"Gue ketemu jawabannya." celutuk Ardes yang sedari tadi diam mencoret-coret sebuah kertas. Pandangan mereka teralihkan pada cowok dingin itu.

"Apa emang?" tanya Zeus.

Ardes memberikan secarik kertas yang tadi Ia coret-coret. Zeus beserta yang lain ikut melihat jawaban yang sudah Ardes temui.

B = Segitiga, Lingkaran, Segitiga, Persegi (S)

B = plat nomor jakarta.
(S) = sisi

Segitiga = 3 sisi
Lingkaran = 0 sisi
Segitiga = 3 sisi
Persegi = 4 sisi

Jawaban : B 3034

"GILA DES LO JENIUS BANGET!!" pekik Panji sembari menepuk-nepuk pundak Ardes tidak santai.

"Sakit Panci!" ucap Ardes ketus.

"Sabar, jadi ini plat nomor mobil yang nabrak Leandro?" tanya Chico memastikan yang langsung di angguki oleh Ardes.

Kemampuan Ardes tidak perlu di tanyakan lagi. Lelaki itu memang tidak suka mengumbar kemampuannya. Kalau Zeus yang pintar teori dalam pelajaran maka Ardes pandai menggunakan logikanya termasuk pada perempuan.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang