46 | PERUBAHAN

36K 4.6K 565
                                    

Vote comment !!

Siapa yang nunggu?!! Nunggu banget?

VOTE DULU DUNGSS !!

GENGS BINTANG UDAH PUNYA IG DI FOLLOW YA !! Bsa bucin brg Ezra deh..

@bintangmichella_

Kalian ada yang mau ikut GC aku?

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR ?!!!

Selamat membaca 💜

°°°°°

"Pada akhirnya bukan kata-kata menyakitkan dari musuh yang selalu kita ingat, namun diamnya para sahabat yang dulu mendukung kita."

-Hera Asterla-

°°°°°

"Hazel? Lo masih di sini?" tanya Hera sembari membuka jas laboratoriumnya.

Melihat Hazel yang tengah menulis laporan hasil praktek kimia dengan wajah bingung membuat hati Hera tergerak untuk mendekatinya.

"Mau di bantu?" tanya Hera.

Hazel menghembuskan napas panjang sembari membuang mukanya malas, kemudian melanjutkan aktivitasnya tanpa mempedulikan Hera. Padahal biasanya gadis itu paling heboh bahkan meminta Hera untuk membantunya tanpa harus di tanya terlebih dahulu.

"Udah bel, lo gak mau makan bareng?"

"Zel, gue boleh ngomong?"

"Jangan berisik! Gak liat gue sibuk?" jawab Hazel ketus.

"Maaf, gue cuma mau ngomong soal-"

"Gue udah bilang kalau lagi sibuk." kata Hazel memotongnya lalu merapikan alat tulis beserta kertas laporan miliknya. Hera memperhatikannya dengan tatapan rindu. Tak ada lagi Hazel yang ceria, tak ada lagi Hazel yang suka berteriak-teriak kepadanya.

"Zel," panggil Hera lirih membuat langkah Hazel terhenti tetapi tidak menoleh.

"Kenapa, Ra?" tanya Hazel dengan suara bergetar. "Kenapa harus Ardes?"

Meski ia tidak melihat wajah Hazel namun Hera tahu bahwa gadis itu kini sedang menahan tangisannya. Yang Hera tahu, Hazel itu perempuan yang tidak mudah menangis dan selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Jika perempuan itu menangis berarti memang hatinya benar-benar terluka.

"Gue selalu belain lo, gue selalu dukung lo, tapi kenapa balasannya ini? Gue kurang baik apa sama lo?"

"Maaf soal itu tapi lo jangan berubah pendiam kayak gini." pinta Hera memohon.

"Jangan menjauh, gue butuh lo, Zel. Lo inget pas waktu pertama kali kita ketemu? Lo sama Bintang tolongin gue dari Elisa, di situ gue seneng banget karena ada orang yang mau temenan sama gue." ucap Hera tersirat harapan di sana.

Hazel meremas rok abu-abunya sambil menunduk. Ia ingin memeluk Hera tetapi otaknya berkata tidak. Rasa kecewa itu menguasai hatinya sekarang dan belum terobati.

"Zel, lo inget kita pernah nginep bareng di rumah Bintang. Kita kayak saudara karena selalu bareng-bareng, tapi kenapa lo berubah jadi asing?"

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang