42 | KITA SAUDARA

38K 4.7K 385
                                    

Vote
Comment

Ayoo gaiss jangan lupa ya !! Votenya aja gak ada setengah dari yg baca :(

Kalian seneng gak sih Ardes muncul terus? Karena sekarang aku bakal buat tokoh dia itu berperan penting juga buat cerita ini :) anakku yg tamvann..

Selamat membacaa !! ❤❤

°°°°

"Di dunia ini tidak ada orang yang gagal, yang ada hanya mereka yang cepat untuk menyerah." - Hera Asterla.

"Jika kamu merasa tak ada yang memihakmu, maka kamu harus tahu ada yang membelamu dalam diamnya."
- Liam Asterlio.

°°°°

Di depan Hera sekarang sudah ada Fardil yang tengah terdiam melamun di tempatnya juga. Sejak pulang sekolah tadi, Hera langsung pergi menemuinya untuk menanyakan hal apa yang selama ini ia tidak tahu.

Fardil mengusap wajahnya gusar. Sedangkan Hera masih menunggu penjelasan darinya. Selama ini Hera tahu bahwa ibunya itu bekerja sampai larut malam dan kakaknya Liam pun juga mengatakan jika ibunya selingkuh dengan orang lain, tetapi Hera seolah-olah menutup telinga dan berusaha percaya pada Harum. Namun pada akhirnya di kecewakan juga.

"Maafin Om ya? Om gak kasih tau karena takut kamu khawatir," kata Fardil lembut.

"Iya gak pa-pa kok Om. Tapi tolong jelasin Hera biar Hera gak salah paham soal mama," pinta Hera dengan mata yang sedikit bengkak karena sedari tadi gadis itu menangis.

"Hera, mama kamu di tangkep dua hari yang lalu karena membawa kabur uang sebesar 20 Miliar Saya udah melakukan sebisa saya buat tanganin tapi masalahnya saya belum ada uang yang cukup buat ganti rugi serta utang-utang mama kamu," Penjelasan Fardil membuat dada Hera semakin sesak.

"Apa benar kalau mama selingkuh?" Hera berharap tidak.

Fardil tertegun kemudian mengangguk kecil. Hera menghela napasnya panjang. Rasanya begitu menyakitkan mengetahui orang yang selama ini kita percaya justru membuat kita kecewa dengan topengnya sendiri.

"Maafin mama Hera om. Makasih juga karena om udah baik sama Hera maupun mama," ucap Hera tulus.

Fardil tersenyum kecil. "Kamu tenang aja ya? Om pasti bantu mama kamu untuk bebas dari penjara," ucapnya membuat Hera menatap terkejut.

"Beneran Om?"

Fardil mengangguk yakin dan itu sudah cukup membuat hatinya sedikit tenang.

"Hera senang kenal sama om, sekali lagi makasih dan permisi maaf kalau ganggu soalnya dateng dadakan."

"Kamu boleh tinggal di sini. Di rumah kamu sendirian, mending di sini aja." tawar Fardil membuat Hera tersenyum kemudian bergeleng pelan. Ia sadar bahwa masalah ini sudah sangat mereporkan Fardil dan Hera tak ingin menambah beban Pria itu lagi.

"Gak perlu Om, terima kasih. Hera pulang dulu ya," pamit Hera sopan setelah itu ia beranjak keluar untuk pulang.

Sekarang Hera seperti tidak punya keluarga yang tinggal dekat dengannya. Hera menghembuskan napasnya sebagai tanda bahwa ia harus tegar. Hera kesepian tetapi ia sudah terbiasa dengan hal itu, semenjak ayahnya meninggal semuanya telah berubah.

Jatuh itu bagian dari perjalanan. Kamu tidak bisa melihat pelangi sebelum hujan dan kamu tidak selalu melihat pelangi setelah hujan. Hidup itu berjalan terus dan kesempatan tak akan pernah berakhir jika kamu sabar menunggu pada Tuhan apa rancangan-Nya dalam hidupmu.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang