47 | SEBUAH KEPUTUSAN

37.2K 4.6K 790
                                    

VOTE
COMMENT

JANGAN LUPA YA !!

Ayo dungss yang sider mohon peka untuk meninggalkan jejak yaa ❤❤

FOLLOW WAJIB :

@coretan.vira
@keivazro

@dirgentazeus
@heraasterla

@hazelpriyanka
@bintangmichella_
@ardes.delvian
@bejoanakbunda
@ni_ezraa
@chic_osebastian
@panjisayangkamu

Bantu share cerita ini ke temen-temen kalian ya??

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR 🔥🔥

Selamat membaca ❤

°°°°°

"Bagaimana pun juga lebih sakit di khianati oleh sahabat di banding di jahati oleh musuh beribu-ribu kali"

°°°°°

Malam hari yang tenang, di mulai dengan suara rintikkan hujan yang terdengar menenangkan di telinga Hera sampai hujan itu mereda sehingga Hera baru bisa keluar berjalan sebentar untuk mencari kegiatan. Aroma bau tanah yang tercampur dengan air hujan sangat menyengat di indra penciumannya.

Hera menaikkan tudung hoodie-nya lalu memusatkan perhatian kearah jalanan yang basah sambil duduk di kursi panjang taman. Ia bingung dengan jalan keluar permasalahannya, Hera butuh seseorang tetapi tak ada yang mau mempercayainya lagi.

Hera di kejutkan dengan kedatangan sosok badut berkostum boneka rilakuma kesukaannya yang entah dari mana datang dan duduk di sampingnya. Badut itu memberikan sebuah balon yang di ikat bersama cokelat membuat senyuman Hera terbit.

"Ini buat saya?" tanya Hera ragu. Badut itu mengangguk.

"Balonnya pasti Hazel suka," Hera tiba-tiba teringat dengan gadis itu membuatnya tersadar akan masalahnya kembali.

Badut itu berdiri di depan Hera dan melakukan hal-hal yang konyol, seperti sedang menghiburnya. Entah berjoget-joget sampai melakukan segala aksi sulap sehingga Hera bisa tertawa lepas.

"Kuma mau foto? Foto yuk." Hera mengeluarkan ponselnya dan berdiri di samping badut itu. Ia mengarahkan kameranya untuk berfoto bersama.

Satu kali.

Dua kali.

Tiga kali.

Perempuan itu tersenyum puas melihat hasil jepretannya. Karena senang Hera memeluk badut itu sebagai bentuk terima kasihnya. Tanpa di duga badut itu mengusap-usap rambut Hera seperti menyiratkan agar Hera tidak boleh bersedih lagi.

"Makasih ya, buat cokelat sama balonnya. Dan makasih juga udah mau foto bareng." ucap Hera tulus sembari memberikan badut itu beberapa lembar uang dari kantong celana. Tetapi badut itu segera mundur dan menolaknya.

"Ini terima aja buat makan sama keluarga, atau buat makan kamu sendiri." kata Hera yang masih menyodorkan uangnya. Badut itu benar-benar menolak dengan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Makasih, kalau gitu aku pulang dulu, semoga kita bisa ketemu lagi." ujar Hera berpamitan kemudian berlari kecil untuk pulang karena pikirannya sudah sedikit terhibur malam ini.

Setelah melihat Hera sudah jauh, badut itu berjalan ke sisi pohon dan membuka kepala bonekanya menampakan sosok laki-laki yang terlihat kegerahan sejak tadi. Dia adalah Liam.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang