3. Masalah dan Percakapan Pertama

26.4K 1.6K 26
                                    

Selamat membaca yorobeun❣️

---

Nella memandang sendu buku tabungannya. Bagaimana ini, pihak A-little mall yang merupakan satu-satunya songkongan Panti Asuhan memutus penyaluran dana tiba-tiba. Mereka bahkan berniat menggusur kompleks kecil area ini.

Mereka harus secepatnya pindah atau lebih tepatnya dirinya harus memindahkan anak-anak ke tempat lain atau Panti Asuhan lain secara acak.

"Uhuk uhuk!"

Dirinya melihat sisa obat nya yang tinggal dua butir, Nella tau dirinya tidak akan bertahan lama. Tapi setidaknya ia ingin melihat masa depan pasti orang-orang yang akan melindungi tempat anak-anak.

Bagaimana ini?

"Ibu?"

"Levin? Eh kamu udah mau berangkat ya? Makasih udah sempetin masak buat anak-anak."

"Itu masalah kecil, Levin bisa masakin terus."

"Makasih, ibu seneng kamu ada di sini."

Pandangan Levin jatuh pada raut cemas ibu Nella. Ibu pengurus yang sudah dianggap sebagai ibunya.

"Apa ada masalah Bu?"

Nella langsung menggelengkan kepalanya tersenyum.

"Enggak ada, kamu berangkat sekolah dulu nanti telat. Oh liat udah jam segini! Harus berangkat Levin."

Levin mengganggukan kepalanya kemudian pamit pergi. Entah kenapa dirinya merasakan kejanggalan dari senyuman sendu milik Nella.

Sayang sekali Levin bukan anak bodoh, ia dijuluki murid teladan andalan kelasnya bukan tanpa sebab. Itu karena Levin memang pintar, ia memilih jurusan IPS karena Nathan, Arcas dan Reggan memilih itu. Di saat bisa saja Levin masuk IPA. Levin tidak menyesal sama sekali karena ia diperkenalkan ekonomi yang menurutnya itu ilmu penghitungan yang sangat dibutuhkan dirinya.

"Kalau gituh Levin berangkat Bu."

Saat Levin berjalan menyusuri jalan setapak menuju Halte. Dirinya melihat para tetangga lebih tepatnya para ibu-ibu tengah berbincang-bincang. Levin tersenyum menyapa sesaat.

"Selamat pagi Bu Erin, Bu Sella." Sapa Levin sopan.

"Eh ada nduk Levin ganteng, mau berangkat sekolah nduk?"

"Gimana sih jeng, liat dah rapi gitu emang kayak kita yang mau ke pasar."

Levin terkekeh kecil mendengarnya, sesaat ia melihat beberapa pria berjas hitam tengah berdebat dengan tetangga nya dari blok paling ujung.

"Kata Bu Nella giman Vin? Dia udah tentuin tanggal pindang?"

"Tapi kalo pindah tuh gimana jeng Erin? Mereka nggak kayak kita yang satu keluarga kompensasi nya pas. Itu Bu Nella bawa anak-anak Panti Asuhan."

Dahi Levin mengernyit mendengarnya. "Pindah?"

"Biasa Vin orang kaya kalo mau beli tanah tuh seenak jidat."

"Mereka siapa Bu?" Penasaran Levin.

Bu Sella mendengus kesal pasalnya suaminya tidak bisa menolak uang dari orang-orang itu.

"Pembangunan cabang mall baru A-little. Jadi dari rumah Pak Samad sampek Panti Asuhan kamu tuh mau di gusur jadi cabang baru mereka."

Deg

Levin terdiam mematung, Panti Asuhan nya tempat dirinya dibesarkan akan digusur? Jika digusur maka di mana dirinya, ibu Nella, dan adik-adik nya Ozi, Siska, Cantika, Indi, Fares, Elan, Kinan dan Hana tinggal?

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang