9. Menjadi Liar

65K 1.6K 40
                                    

Selamat membaca jomblomerss💋 Mohon minggir lagi yakk bocil" area++

---

"Maaf kalau saya lancang dan mengganggu waktunya, tapi saya penggemar berat nyonya Anya. Boleh saya minta tanda tangannya?"

Radit menatap Anya seakan menanyakan apakah boleh.

"Sure, why not? Aku suka anak sopan dan pinter." Tawa kecil Anya.

Anya berdiri dari sofa, ia berjalan menuju Levin yang berada tepat di pintu ruang kepala sekolah. 

Berbeda dengan Levin yang hampir tertawa mendengar sanjungan konyol milik Anya.

Anya mengambil pulpen di tangannya, memberikan buku dari tangan Levin. Hampir saja Anya tergelak melihat tulisan tangan Levin di sana. Radit tidak bisa melihatnya karena buku Levin membelakangi pria itu.

'Cepet keluar dari sini.'

"Oke ini ya Levin, makasih udah jadi pengemar aku."

Levin tertawa getir, "Hahaha, sama-sama."

"Oh iya Radit aku sekalian mau pamit ya. Aku harus balik ke kantor." Sesal Anya memasang puppy eyes nya pada senior favorit nya ini.

Levin hampir tertawa tidak percaya melihat akting epik wanita ini. Kenapa wanita yang selalu ingin dipanggil mommy oleh dirinya tidak menjadi aktris sekalian.

Radit menghela nafas kecewa, namun dirinya juga belum selesai membuat evaluasi rapat guru-guru untuk besok. Tapi tidak mengapa, Anya berjanji akan datang di acara sekolahnya. Wanita sukses itu juga pasti memiliki lebih banyak pekerjaan darinya.

Mereka berpelukan sebentar hampir saja Radit lupa jika di depan mereka masih ada Levin. Ia menggaruk rambut belakangnya tidak gatal.

"Mau aku anterin ke depan?"

"Nggak perlu Radit, kamu kayak siapa aja."

"Aku nggak keberatan An-"

Levin memotong sopan, "Jika tidak keberatan saya mau ke depan juga, akan saya antar kan ke tempat parkir mobil belakang."

Anya menarik sudut bibirnya menatap Levin, "Makasih, kamu baik banget, kalau gitu aku duluan ya Radit."

"Eh? Iy-iya Anya hati-hati, makasih udah ngunjungin tempat kerja aku, dan makasih Levin."

Radit menatap dari belakang punggung Anya dan Levin sampai dua orang itu berbelok menghilang di tikungan lorong tangga. Entah kenapa ia merasa aneh melihat murid teladan nya berjalan dengan Anya.

Anya masih saja cantik seperti dulu, tentu saja primadona sekolahnya. Dirinya sedih dengan keputusan bercerai dari Anya. Wanita itu tidak mengatakan apapun alasan ia ingin bercerai. Dan Radit tidak bisa mencegahnya sama sekali karena itu keputusan mutlak Anya.

***

Selain suara langkah sepatu ket milik Levin dan suara hells Anya. Tidak ada percakapan sama sekali hingga mereka masuk ke dalam lift sekolah.

Ketika pintu lift berdenting tertutup, detik kemudian Levin langsung memojokkan Anya.

"Apa maksud mom kesini?" Dingin Levin.

"Aku kangen kak Radit mungkin?"

"Ini nggak lucu."

Anya hanya terkekeh kecil, ia mengalungkan kedua tangannya di leher Levin.

"Surprise buat kamu."

"Mom-"

Ucapan Levin terpotong oleh lumatan keras bibir Anya. Sejak tadi Anya menginginkan Levin, sejak mendengar suara nyanyian milik anak itu tadi di ruang musik.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESWhere stories live. Discover now