13. Berkelahi

34.2K 1.4K 30
                                    

Selamat membaca guyss💋

---

Nathan memegang alat pel, saat ini dirinya tengah berada di lapangan basket sekolahnya. Mendadak ia merasa Dejavu dengan alat pel lagi di tangan nya.

Kepalanya menoleh ke arah kanan terdapat Arcas yang datang meletakkan ember baru di dekatnya. Lalu ada Reggan yang menuangkan botol pewangi lantai ke dalam ember. Mereka terlambat bersama, Nathan tidak kaget karena terlambat bersama dua orang ini sudah biasa sejak SMP.

Tapi Levin? Levin memegang kain pel lagi dengan seragam basah berkeringat seakan anak itu baru saja lari maraton. Apa Levin ketinggalan bus lagi?

"Vin Lo ciyus ketinggalan bus lagi?" Nathan menelisik penampilan Levin.

"Hah? Ngga-"

Levin terdiam seketika, bagus, alasan yang tadi sempat dikatakannya pada Bu Shinta kentara berbohong. Ia menoleh melihat Nathan, Arcas, Reggan memandangi nya aneh.

Hampir saja Levin memaki, "Gue nggak ketinggalan tapi bus nya tiba-tiba mogok tengah jalan, jadi gue lari ke sini." Tenang Levin meletakkan alat pel di ember.

Reggan berdiri setelah menutup botol pewangi lantai. Ia mencium bau pewangi lantai yang sudah familiar di hidungnya. Bau buah-buahan, tapi kenapa rasanya di sekitarnya justru menguar aroma feminim bunga di sini.

Dan aroma parfum bak perempuan itu sangat menguar pada Levin. Seakan temannya baru saja mandi kembang tujuh rupa.

"Vin, Lo ganti parfum?" Reggan mengernyit jijik dengan bau terlalu girly.

Arcas ikut mendekat mencium sekitar, benar. Sejak tadi ada yang aneh di sekitar mereka tapi ia terlalu ngantuk. Dirinya menatap Levin yang bak basah kuyup karena keringat. Namun anehnya Levin tidak bau keringat sama sekali.

Justru, bau wangi yang tercium di sekitar mereka. Apa Levin mandi parfum sebelum berangkat ke mari?

"Parfum siapa bro?"

"Parfum?"

Levin mencium wangi tubuhnya, memaki dalam hati. Sial seluruh tubuhnya tercium bau Anya.

"Gue pakek punya-"

Percakapan mereka berempat terhenti oleh gerombolan anak dua belas IPA tiga masuk ke dalam lapangan basket menggunakan baju olah raga.

Levin sedikit bersyukur, namun tidak jadi pasalnya yang datang adalah orang-orang rusuh yang ia, Nathan, Reggan, Arcas tidak suka.

"Woshhh! Skuyy guys! band kesukaan kita semua lagi konser pakek kain pel!" Teriak Alex mengejek mereka.

Ucapan Alex di sambut gelak tawa oleh geng nya dan seluruh gerombolan anak IPA. Tatapan mengejek sangat kentara. Wajah Levin dkk berubah muram.

"Lapangan lagi dibersihin, Bu Shinta bilang kalo ada yang mau pakek, pakek lapangan outdoor." Levin berusaha memasang wajah tenang.

Alex yang mendengar itu mencibir menirukan gaya serius Levin saat bicara. Membuat seluruh anak kelas dua belas IPA 3 tertawa kembali seketika.

Levin memutar bola matanya malas, inilah kenapa ia dan teman-temannya tidak menyukai Alex beserta geng anak manja itu.

"Nat nyanyi dong, eh tapi katanya lu habis cabut gigi?" Sindir Riyo teman Alex tertawa seketika.

"Begok banget dah, dikasih makan orang langsung di makan. Kalo gue kasih racun lu makan kagak?" Alex tertawa terpingkal seraya memukul sahabatnya satu lagi di samping yaitu Fero.

Wajah Nathan memerah menahan amarah. Tangannya gatal untuk mencekik Alex and the gang.

"What? Eh bro mau kripik kentang kagak? Paling cuman gue kasih mantra pelet ikan lele ke Lo" Tawar Riyo yang sejak tadi menenteng kripik kentangnya.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESWhere stories live. Discover now