18. Festival Sekolah

25.7K 1K 38
                                    

Selamat membaca guyss💋

---

Sudah dua hari ini Anya tidak ikut sarapan pagi bersama dengannya.

Levin mendengus kesal, padahal mereka beru saja jadian. Meskipun saat Anya mengiyakan ajakan pacarannya tapi wajah nya terlihat biasa saja. Namun Levin yakin seratus persen bahwa Anya mencintainya!

Mereka sudah terikat secara tidak langsung bukan? Hashh apa dirinya terlalu menggebu-gebu? Levin tidak berpengalaman berpacaran.

Di tangan Levin terdapat undangan acara hari pahlawan. Sekolah nya kali ini mengadakan even besar yang memperbolehkan setiap siswa siswi membawa orang tua atau keluarga mereka.

"Bukannya pak Radit udah ngundang Anya? Apa aku bisa ketemu Anya" Guman Levin sangat merindukan wanita itu.

Ia sudah lengkap mengenakan kostum bak prajurit angkatan darat.

Levin turun untuk sarapan, dan lagi-lagi ia tidak melihat Anya. Levin merindukan Anya. Ia ingin memeluk wanita itu.

Apakah dirinya sudah terlalu bergantung pada Anya?

Setelah sarapan ia diantarkan sopir Anya untuk berangkat sekolah. Dirinya selalu meminta berhenti di area terjauh dari sekolahnya. Lalu melanjutkan jalan kaki sampai ke sekolah. Setelah upacara pengibaran bendera sebagai rasa patriotisme.

Kini dirinya Reggan, Nathan dan Arcas sudah berkumpul di belakang panggung untuk persiapan tampil pembukaan.

"Perlu banget Nat kita coret-coret wajah gini?"

Levin memandang wajahnya di cermin sekilas. Dua garis hitam ke hijauan di pipi kanannya serta satu coretan di pipi kirinya. Dahi nya diikat dasi Pramuka merah putih yang entah Nathan dapat dari mana.

"Perlu dong, kita harus seragam biar Navigasi band makin kece. Cas wajah wajah Lo udah selesai minggir sekarang, anjir jangan merem terus anying." Greget Nathan.

Alasan asli wajah mereka perlu di lukis ini sebenarnya akibat acara baku hantam dengan geng Alex. Agar pamor Navigasi tidak turun, Nathan sudah menalangi hal ini.

Arcas menguap ngantuk, dirinya bangun terlalu pagi. Yah, jika sudah mendengar kata upacara tentu harus datang sangat pagi-pagi sekali. Jika tidak mengikuti upacara semburan pak Mujib bisa membuat telinganya buta nada.

Ia berpindah posisi duduk menyender bahu Levin. Giliran Reggan yang sejak tadi melipatkan kedua tangan di depan dada.

"Itu bersih kan?" Tanya Reggan jijik.

Nathan mendengus berang, "Anjir lu kayak perempuan Reg, udah duduk cepet."

Levin menggelengkan kepalanya melihat Reggan yang duduk cemberut di coret-coret hitam bak tentara gadungan.

"Vin, tumben parfum lu kagak wangi." Celetuk Arcas di bahu Levin.

Levin terdiam sesaat sebelum terkekeh pelan, "Minyaknya habis."

Lebih tepatnya dirinya sudah tidak memeluk Anya selama dua hari ini.

"Yaelah, padahal wangi nya enak menurut gue."

"Hmm, entar gue beli lagi."

"Bagi ke gue."

"Nggak bakal." jawabnya cepat. Enak saja Anya tidak akan Levin bagi-bagi kepada siapapun.

Arcas melirik Levin yang tiba-tiba ketus.

"Dih pelit lu sekarang."

Mereka selesai make up ala-ala dengan Nathan sebagai make up artis nya.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESOnde histórias criam vida. Descubra agora