39. Kekasih

17.9K 1K 161
                                    

Selamat membaca guyss....

---

"Aku harap bayi nya perempuan." Seru Isabella mama Beny berharap jika Anya melahirkan anak perempuan.

Kalista terkekeh kecil, "Aku justru berharap dia laki-laki, mengurus perempuan merepotkan."

Mereka saat ini tengah berada di kamar Anya, yang mana baru saja mereka pulang dari cek kandungan di rumah sakit. Memastikan kondisi janin dan perkiraan umur bayi di perut Anya.

Kini Anya berbaring lemas di kasur nya. Tubuhnya sangat mudah lelah.

Adam menggelengkan kepalanya menatap sang istri. Sampai jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam keluarga Beny sudah pulang duluan. Kalista mengantarkan mereka ke bawah.

Adam sang ayah mendekati Anya, Putro bungsu nya itu sejak tadi hanya diam saja. Mereka semua mengira jika Anya diam saja karena Beny tidak datang.

Adam mengelus pucuk kepala putrinya, istri nya mengantarkan duluan besan mereka keluar rumah.

"Ayah." Panggil Anya pelan.

Pandangan mata Anya seakan tidak bisa tenang. Sangat terlihat jika perasaan perempuan itu tengah campur aduk. Lebih tepatnya Anya ketakutan. Ketakutan terbesarnya kembali hadir.

"Iya sayang? Kau butuh sesuatu?"

"Aku ketakutan." Bisik Anya namun dapat di dengar oleh Adam.

Dirinya menggapai tangan putri nya lalu digenggamnya erat. Jika bisa, maka Adam ingin menyalurkan semua energi dan kekuatannya pada Anya.

Ia tersenyum teduh, "Kenapa kau takut sayang?"

Mata Anya memerah, ia sangat takut. Anya tidak bisa membendungnya terlalu lama.

"Aku takut keguguran lagi."

Adam terdiam mematung mendengarnya. Anya bilang apa barusan?

Lagi?

Adam menatap lekat-lekat Anya, putrinya pernah mengandung? Dan keguguran? Kapan? Kenapa ia tidak pernah mendengar infomasi mengenai ini? ada yang aneh di sini. Dirinya menatap khawatir Anya. Ia semakin tidak tenang melihat Anya yang menangis.

"Hei, hei nak lihat ayah, katakan semuanya. Kapan kau kegugu-"

"Tidak mau, kau tidak akan percaya kepada ku." Anya menutup wajah nya seakan ketakutan.

"Kenapa ayah tidak percaya! Kau putri ku, aku akan selalu mempercayaimu." Tegas Adam tidak main-main.

Anya menggelengkan kepalanya, "Kau akan sama seperti mama."

"Apa yang kau maksud Anya?"

"Aku takut."

Dengan cepat Adam merengkuh tubuh putrinya. Apa-apaan ini? Apa yang tidak dirinya tahu? Kalista melakukan apa? Kenapa tidak ada yang memberi tahunya jika Anya pernah keguguran?

Astaga, putrinya yang malang. Ia mengelus pucuk kepala Anya.

"Ayah mohon Anya, tolong katakan semuanya pada ayah."

Anya terdiam sesaat sebelum matanya menerawang jauh mengingat potongan memori yang dianggap delusi oleh banyak orang.

Delusi di saat ia merasakan rasa sakit dan kehilangan yang mengerikan.

Anya mengelus perut nya yang dikatakan dokter bahwa janin nya baik- baik saja. Anak pertamanya dengan Beny akan seperti apa nanti nya?

Beny mengatakan kepadanya jika keadaannya lebih baik ditunjukkan pada orang-orang saat bulan ke lima atau enam. Beny mengatakan jika kandungan berumur seperti empat bulan di perutnya ini terlalu rentan dan berbahaya. Padahal Anya ingin sekali mengatakan berita ini kepada keluarganya.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESWhere stories live. Discover now